Bagikan:

JAKARTA - Setidaknya ada dua hal yang menjadi catatan penting Ketua PPATK Dr. Dian Ediana Rae, SH, LLM soal kehebohan sumbangan keluarga mendiang Akidi Tio yang disalurkan putri bungsunya Haryati kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol. Eko Indra Heri. Sumbangan itu untuk disalurkan kepada warga Sumsel yang terdampak COVID-19. Soal jumlah uang yang fantastis Rp2 triliun dan profile orang yang menyumbangkan uang itu sendiri yang menjadi catatan penting.

"Jadi ada dua hal menjadi pertanyaan yang menarik saat sumbangan Keluarga Akidi Tio ini menjadi berita utama di koran, media online, televisi dan media lainnya. Persoalan ini menjadi ramai karena pertama jumlah uang yang disumbangkan sangat besar, fantastis nilainya. Uang sebanyak Rp2 triliun itu bahasa lainnya dua ribu miliar. Itu suatu jumlah yang amat fantastis untuk sumbangan untuk kepentingan sosial. Dan yang kedua soal profil orangnya. Selama ini kita tak pernah dengar soal dia dia. Ini yang menjadi pertanyaan besar," katanya.

Jadi masih menurut Dian, sangat logis kalau orang melihatnya ada keanehan dalam konteks ini. "Coba kalau yang menyumbang konglomerat besar yang reputasinya sudah banyak diketahui dan dipublikasikan media sebelumnya. Mungkin orang tidak akan curiga dengan sumbangan sebanyak itu. Soalnya nyambung dengan profil dia selama ini. Nah sekarang ini ada orang uang secara profil tidak meyakinkan sementara nilai sumbangannya amat fanatstis jumlahnya," jelas Dian.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri dan Gubernur Sumsel Herman Deru menerima penyerahan dana hibah Akidi Tio secara simbolis (Sumber: sumselprov.gov.id)
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri dan Gubernur Sumsel Herman Deru menerima penyerahan dana hibah Akidi Tio secara simbolis (Sumber: sumselprov.gov.id)

Sebagai lembaga negara yang mengawasi transaksi keuangan, kata Dian, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga mengamati persoalan ini. "PPATK melihat fenomena yang heboh ini harus diteliti, dan dianalisis. Kami akan melakukan pemeriksaan. Karena ini ada hubunganya dengan janji kepada masyarakat. Ini bukan sesuatu yang bisa dipermainkan ketiga orang berniat menyumbang, apalagi dalam situasi seperti sekarang sedang pandemi COVID-19," katanya.

Berikutnya yang juga menjadi pertanyaan Dian, Heryati anak bungsu mendiang Akidi Tio menyampaikan sumbangan itu kepada perorangan. Dalam hal ini Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri. "Yang berikutnya yang juga menarik untuk dicermati adalah sumbangan itu diserahkan kepada Kapolda Sumsel sebagai pribadi untuk untuk menerimanya. Ini menarik. Kenapa dia menyalurukan sumbangan itu kepada Pak Kapolda, bukan ke Satgas COVID-19 setempat, kepada BNPB, Depsos atau lembaga swasta lainnya yang sudah punya reputasi dalam menerima dan menyalurkan sumbangan," katanya.

Dan setelah beritanya dibombardir oleh media, masyarakat akan menunggu benarkan uang itu ada dan disalurkan kepada siapa saja? "Inilah yang menjadi spekulasi di masyarakat soal sumbangan ini,'' tandasnya.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi memberikan penjelasan soal dana sumbangan keluarga mendiang Akidi Tio. (Istimewa)
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi memberikan penjelasan soal dana sumbangan keluarga mendiang Akidi Tio. (Istimewa)

PPATK berkepentingan untuk memastikan transaksi ini apa benar-benar terjadi. "Dan kalau kita ragu atau curiga dengan hal itu harus diperiksa. Sumber uangnya dari mana. Apakah dari hal-hal yang halal, legal atau bukan dari pencucuain uang. Jadi harus dipastikan tidak ada pelanggaran hukum dari pengumpulan dana ini dan juga pada penyalurannya. Ini haris berdasarkan aturan-aturan hukum yang berlaku," tandasnya.

Masyarakat Indonesia kata Dian Ediana Rae memang cukup terkenal sebagai masyarakat yang dermawan dan murah hati. "World Giving Indeks kita selalu bagus. Masyarakat kita senang menyumbang. Hal ini harus dijaga dan diarahkan agar sumbangannya tepat guna dan tepat sasaran," tandasnya soal kehebohan sumbangan keluarga Akidi Tio.