JAKARTA - Polda Sumatera Selatan menyebut salah satu alasan pemeriksaan terhadap anak dari Akidi Tio, Heryanti, untuk mencari informasi soal kebenaran ada tidaknya uang senilai Rp2 triliun. Sebab, banyak muncul dugaan jika uang itu tak pernah ada.
"Nah ini sedang kita proses, kita panggil yang bersangkutan datang ke Polda untuk memastikan ada atau tidaknya uang Rp2 triliun yang akan diserahkan," ujar Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi kepada wartawan, Senin, 2 Agustus.
Dugaan yang berkembang itu dikarenakan pada saat di hari penyerahan uang, Heryanti yang menuju ke bank untuk mencairkan dana tak kunjung memberikan informasi.
Seharusnya bila merujuk dari pernyataan Heryanti sebelumnya, uang itu sudah bisa dicairkan dan diberikan.
"Jadi setelah yang bersangkutan akan ke Bank Mandiri kita tunggu sampai jam 2 siang tapi belum ada informasi. Yang bersangkutan kita undang ke Polda Sumatera Selatan," kata dia.
Selain dugaan soal Heryanti yang tidak memiliki uang sebanyak itu, kabar burung lainnya menyebut jika sumber uang itu berasal dari salah satu rekening di Singapura hingga hasil pinjaman.
Akan tetapi, Supriadi menegaskan sampai saat ini belum ada informasi perihal tersebut. Sebab, Haryanti masih dalam pemeriksaan.
"Belum ada (informasi), tidak ada informasi seperti itu," tandas Supriadi.
Sebagai informasi, Polda Sumsel mendapat bantuan dana penanggulangan COVID-19 sebesar Rp2 triliun untuk penanganan COVID-19.
BACA JUGA:
Bantuan ini diberikan oleh keluarga almarhum Akidi Tio, pengusaha sukses asal Kota Langsa Kabupaten Aceh Timur melalui dokter keluarga mereka di Palembang, Prof dr Hardi Darmawan.
Penyerahan dana bantuan turut diserahkan ke Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri dan disaksikan Gubernur Sumsel H Herman Deru, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini dan Danrem 044/Gapo, Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji.
Hanya saja, sampai saat ini uang itu tak kunjung diberikan. Bahkan diduga Heryanti hanya berbohong perihal uang Rp2 triliun tersebut.