JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPPEN), Airlangga Hartarto, mengapresiasi gerakan aksi bersama serentak tanggulangi COVID-19 atau Gebrak COVID-19 yang diprakarsai Universitas Airlangga Surabaya.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa penyebaran COVID-19 harus ditekan. Gebrak harus diselenggarakan, dirasakan dan juga sangat berpengaruh terhadap masyarakat.
"Saya menyampaikan beberapa hal yang menjadi catatan, bahwa kita harus menekan penularan, memotong mata rantai COVID-19 dan juga percepatan vaksinasi," ujar Airlangga dalam sambutan acara Gebrak COVID-19 yang disiarkan melalui daring, Jumat, 30 Juli.
Airlangga menjelaskan, bahwa vaksinasi yang sudah disuntikkan adalah 67 juta dosis. Terdiri dari vaksinasi dosis pertama sebanyak 46,98 juta dosis. Vaksinasi kedua, 29 juta dosis.
"Dan pemerintah terus melibatkan seluruh stakeholder, mulai dokter perawat dan TNI polri. Bapak Presiden mengarahkan, untuk persediaan vaksin di bulan Juli diperkirakan 30 juta dosis," jelasnya.
Airlangga mengatakan, pada Juli ini pemerintah merasa suplai dan demand vaksin tidak balance. Dimana demand lebih besar. Diharapakan bulan Agustus ini, kata dia, yang kemarin ditargetkan 43 juta dosis, semoga bisa dicapai 70 juta dosis.
"Sehingga di bulan Agustus ini bisa lebih banyak lagi yang dapat diberikan, baik di Jawa maupun diluar Jawa. Kita ketahui bersama diluar Jawa rata-rata 20 persen atau dibawahnya, kecuali Kepri yang sudah sekitar 60 persen," kata Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar itu berharap, vaksinasi bisa terus berjalan sesuai target presiden. Serta juga vaksinator targetnya bisa lebih ditingkatkan dari 1 juta menjadi 2 juta orang.
"Kalau kita mau mencapai herd immunity di 70 persen di akhir tahun. Kita ketahui bahwa beberapa negara yang mencapai herd immunity diatas 60 persen seperti di UK dan US karena mereka mau menyeimbangkan antara pandemi dan transisi ke arah endemi. Kalau kita lihat berbagai kasus perbandingan dengan konfirmasi kasus mingguan per 1 juta penduduk level Indonesia relatif diatas beberapa negara lain di Asean," paparnya.
BACA JUGA:
Airlangga menuturkan, bahwa jumlah kasus dan vaksinasi Indonesia posisinya dibawah Italia, walaupun secara keseluruhan jumlahnya saat ini masih sekitar 20 persen.
Untuk itu, kata Airlangga, vaksin ini menjadi penting. Pemerintah, juga mengapresiasi inisiatif Unair yang masuk dalam platform vaksin merah putih bersama Eijkmen. Kedua ini yang mempunyai potensi untuk masuk ke dalam fase berikutnya yang sama sama uji coba makaka.
"Pemerintah juga terus mengevaluasi lonjakan kasus dan mengimplementasikan level 3 dan 4 dijawa Bali dan diluar Jawa Bali. Level 4 berbasis kriteria baik penanganan hulu hilir di 140 kab/kota di Jawa Bali 95 dan non Jawa Bali 45 sementara level 3 di 309 kabupaten/kota," kata Airlangga.