Faisal Basri: COVID-19 Menunjukkan Ada yang Salah dari Pengelolaan Ekonomi Kita
Ilustrasi perekonomian di masa pagebluk COVID-19 (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menilai, asumsi yang disusun pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hanya bersifat jangka pendek dalam rangka menangani pagebluk COVID-19.

Menurut Faisal, seharusnya pemerintah memikirkan kebijakan yang bersifat jangka panjang, khususnya pasca pagebluk. Sebab, krisis yang disebabkan COVID-19 ini multidimensi dan belum ada kejelasan kapan akan berakhir.

"Menurut saya kalau tak ada krisis tak akan keliatan semua. Sekali lagi krisisnya ini menunjukkan betapa ada yang salah dengan pengelolaan ekonomi kita," katanya, jelasnya, dalam diskusi virtual, Rabu, 9 Juni.

Tak hanya itu, Faisal juga mengkritisi paket stimulus yang diberikan pemerintah. Ia menilai, bantuan tersebut terlihat tak fokus menyasar sektor terdampak pagebluk. Stimulus itu juga dinilai tak tertib fiskal.

"Perlu dipikirkan untuk tahun depan seperti apa, kemudian daya dukung anggarannya seperti apa. Oleh karena itu yang terpenting adalah fokus. Fokus yang paling terdampak saja. ini yang kami tidak melihat," ucapnya.

Faisal menilai, penanganan krisis dengan program yang disiapkan pemerintah malah mencerminkan semakin parahnya pengelolaan fiskal pemerintah. Salah satu contohnya, utang negara kepada BUMN.

Menurut Faisal, utang itu harus dibayarkan baik saat ada maupun tidak adanya COVID-19 ini. Ia menegaskan, utang pemerintah ke BUMN tidak ada sangkut pautnya dengan keadaan yang ditimbulkan oleh virus ini.

"Ada tidak ada COVID-19 utang negara kepada BUMN itu tidak dibayarkan tepat waktu, bahkan bertahun-tahun," katanya.