JAKARTA - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad heran obat terapi COVID-19 menjadi langka di pasaran. Hal ini diketahui usai Presiden Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak (sidak) apotek di Kota Bogor, Jawa Barat.
Padahal, kata Dasco, obat-obatan untuk terapi COVID-19 yang dicari oleh Presiden Jokowi sebagian besar adalah produk BUMN Farmasi. Seperti Oseltamivir yang diproduksi Indofarma, lalu Favipiravir dan Azithromycin produksi Kimia Farma.
"Saya heran kenapa obat-obatan terapi COVID-19 itu saat ini seolah-olah hilang di pasaran," ujar Dasco di Jakarta, Senin, 26 Juli.
Terlebih, Pimpinan DPR bidang Korekku itu mengungkapkan, dalam rapat antara Komisi VI beberapa waktu lalu, Direktur Utama BUMN Farmasi memastikan obat-obatan untuk terapi COVID-19 tersebut telah diproduksi melebihi kapasitas produksinya. Hal itu sebagai upaya memenuhi pasokan obat selama pandemi ini.
Karenanya, Ketua Satgas Lawan COVID-19 DPR RI ini meminta aparatur pemerintah serta pihak kepolisian untuk menyelidiki hilangnya obat-obatan terapi COVID-19 tersebut.
Ketua Harian Partai Gerindra itu mengingatkan, jangan sampai ada penimbunan obat-obatan untuk terapi COVID-19 tersebut oleh pihak tertentu.
"Saya meminta pemerintah serta aparat kepolisian untuk menyelidiki hilangnya obat-obatan ini. Jangan sampai adanya dugaan penimbunan obat terapi COVID-19, karena kepanikan masyarakat terhadap pandemi saat ini," pungkas Dasco.
BACA JUGA:
Sebelumnya, dalam video yang beredar, Presiden Jokowi mendatangi sebuah apotek tanpa penjagaan ketat. Hanya ada dua orang aparat keamanan yang melekat dengan Jokowi.
Kemudian, Jokowi menghampiri kasir apotek untuk memesan obat. Ia membaca secarik kertas bertuliskan nama-nama obat terapi COVID-19. "Saya mau ini, apa, mau cari obat antivirus yang Oseltamivir," kata Jokowi.
"Oseltamivir sudah kosong, Pak," kata seorang kasir perempuan menyambut kedatangan Jokowi.
"Terus saya cari ke mana, kalau mau cari?" ujar Jokowi.
Perempuan itu menyampaikan Oseltamivir sudah mulai langka. Apotek tersebut sudah kesulitan mendapat pasokan Oseltamivir dalam beberapa waktu terakhir.