Kenang Bocah 10 Tahun yang Berjuang Lawan COVID, Puan Maharani Minta Pemerintah Sisihkan Anggaran Lindungi Anak
Karikatur Ketua DPR RI Puan Maharani ucapkan selamat hari anak (Foto: DOK Puan Maharani)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong pemerintah mempercepat realisasi belanja anggaran penanganan COVID-19. Sebab, sebagian anggaran itu akan diperuntukan perlindungan anak-anak yang terdampak pandemi COVID-19.

“Anak-anak adalah salah satu kelompok yang paling rentan dalam pandemi ini. Mulai dari mereka yang terinfeksi langsung, ditinggal wafat orangtua, sampai mereka yang belajarnya terganggu karena pandemi,” kata Puan terkait peringatan Hari Anak Nasional di Jakarta, Jumat, 23 Juli.

Selain itu, Puan juga mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian khusus kepada anak-anak. Salah satu caranya dengan memberikan santuan atau memfasilitasi proses belajar di masa pandemi.

“Perlindungan itu bisa dalam bentuk bantuan alat belajar online, santunan atau beasiswa bagi anak-anak yang ditinggal wafat orangtua mereka. Terlebih jika orangtua mereka adalah salah satu tenaga kesehatan yang gugur karena berjuang di garda terdepan menghadapi pandemi ini,” papar Puan.

Salah satu contoh nyata anak yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah adalah Vino. Bocah 10 tahun asal Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, telah kelangan kedua orangtuanya akibat keganasan COVID-19.

Bahkan, saat ini bocah kelas 3 sekolah dasar (SD) itu sedang menjalani masa isolasi akibat terpapar COVID-19.

“Begitu mendengar berita tersebut, sebagai seorang ibu yang punya dua anak, hati saya pilu mendegar anak sekecil Vino sudah yatim piatu,” ujar Puan.

“Dalam kondisi seperti ini, negara harus hadir menjamin segala kebutuhan Vino dan anak-anak Indonesia lain yang mengalami nasib serupa,” sambung dia.

Puan melanjutkan, anggaran negara penanganan COVID-19 memang penting digunakan untuk penanggulangan masalah kesehatan dan ekonomi rakyat. Tapi, perlindungan anak juga tak kalah penting untuk diperhatikan di masa pandemi seperti saat ini.

“Berbicara anak-anak Indonesia hari ini adalah bicara nasib bangsa ke depan. Kalau anak-anak Indonesia hari ini banyak yang putus sekolah dan depresi karena pandemi dan menjadi yatim piatu, bangsa ini yang akan menerima dampaknya dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan,” kata dia.

“Jangan sampai ada lost generation karena pendidikan anak-anak Indonesia hari ini terganggu akibat pendemi,” sambung Puan

Diakhir pernyataannya, Puan menyebut perlidungan terhadap anak-anak Indonesia juga selalu ditekankan Bapak Bangsa Bung Karno di awal-awal berdirinya republik. Bahkan, sang proklamator sempat membuat puisi untuk anak-anak Indonesia.

“Jikalau aku melihat matanya rakyat Indonesia di pinggir jalan. Apalagi sinar matanya anak-anak kecil Indonesia. Aku sebenarnya melihat wajah Indonesia,” tandas Puan.