Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mengizinkan penggunaan bangunan sekolah yang sedang tidak untuk kegiatan belajar mengajar karena pandemi, dijadikan pusat penanganan pasien COVID-19 bergejala ringan di setiap kecamatan agar teratasi dengan baik.

"Saat ini sekolah-sekolah sedang tidak dipakai karena pembelajaran melalui daring serta memanfaatkan gedung-gedung pemerintahan yang representatif dan mendukung untuk tempat isolasi mandiri," kata Bupati Ciamis Herdiat Sunarya saat rapat koordinasi dengan camat terkait dengan penanganan COVID-19 di Ciamis, dilansir Antara, Jumat, 23 Juli.

Ia menuturkan kasus penyebaran COVID-19 masih terjadi di Ciamis sehingga perlu penanganan serius dengan menyiapkan tempat isolasi yang layak agar pelayanan medis secara optimal.

Menurut dia, pelaksanaan isolasi mandiri di tingkat desa hingga RT/RW kurang efektif dan efisien sehingga perlu tempat isolasi yang terpusat di tingkat kecamatan.

"Setelah dilihat dari berbagai sudut ternyata pelaksanaan isoman (isolasi mandiri) di tingkat desa kenyataannya kurang efektif, baik dari segi pengawasan, pengendalian dan segi bantuan," kata dia.

Terkait dengan fasilitas, seperti tempat tidur, kata dia, akan disediakan dengan cara meminjam dari setiap pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas pembantu (pustu) di setiap kecamatan.

Ia berharap, langkah tersebut bisa menambah ketersediaan tempat tidur di setiap kecamatan minimal 20 hingga 30 tempat tidur untuk pasien COVID-19 dengan gejala ringan itu.

"Tempat isolasi terpusat tersebut dikhususkan hanya untuk pasien yang terkonfirmasi positif dengan gejala ringan," katanya.

Sekretaris Daerah Pemkab Ciamis Tatang menambahkan sekolah yang akan dijadikan tempat isolasi mandiri yakni bangunan tingkat SMP yang memiliki sarana dan prasarana lebih lengkap dibandingkan dengan SD.

"Kenapa memilih SMP karena dari sisi sarana lebih lengkap, seperti UKS, tempat MCK, dan sarana olahraga, terkait perizinan nanti akan didukung oleh kepala Dinas Pendidikan," katanya.