JAKARTA - Mercedes-Benz Daimler berencana menginvestasikan lebih dari 40 miliar euro atau sekitar 47 miliar dolar Amerika Serikat (AS) hingga tahun 2030 untuk, untuk bersaingan dengan Tesla di pasar mobil listrik.
Dalam keterangannya Kamis, Mercedes bersama dengan mitra usahanya bakal membangun delapan pabrik baterai, seiring dengan rencana untuk meningkatkan produksi kendaraan lilstrik.
Selain itu, pihak Mercedes menyebut mulai tahun 2025 mendatang, semua platform kendaraan baru hanya akan diperuntukkan bagi kendaraan listrik.
"Kami benar-benar ingin melakukannya dan menjadi dominan, jika tidak semua listrik, pada akhir dekade ini," kata Chief Executive Ola Källenius kepada Reuters seperti dikutip Kamis 22 Juli, seraya menambahkan pengeluaran untuk teknologi mesin pembakaran tradisional akan mendekati nol pada tahun 2025.
Namun, Daimler, yang akan berganti nama menjadi Mercedes-Benz sebagai bagian dari rencana untuk melepaskan divisi truknya akhir tahun ini, tidak memberikan tenggat waktu yang sulit untuk mengakhiri penjualan mobil berbahan bakar fosil.
Beberapa pembuat mobil seperti Volvo Cars milik Geely telah berkomitmen untuk menjadikan seluruh produknya merupakan kendaraan listrik pada tahun 2030. Sementara General Motors Co., mengatakan bercita-cita yang sama di tahun 2035. Keduanya berusaha untuk menutup kesenjangan dengan Tesla.
"Kita perlu menjauhkan perdebatan dari saat Anda membangun mesin pembakaran terakhir, karena itu tidak relevan. Pertanyaannya adalah, seberapa cepat Anda dapat meningkatkan hingga mendekati 100 persen listrik dan itulah yang kami fokuskan," papar Källenius.
Saham Daimler naik sebesar 2,5 persen setelah berita tersebut, yang muncul lebih dari seminggu setelah Uni Eropa mengusulkan larangan efektif atas penjualan mobil bensin dan diesel baru mulai tahun 2035, sebagai bagian dari paket langkah-langkah luas untuk memerangi pemanasan global
Di Mercedes-Benz, pergeseran akan membuat penurunan 80 persen dalam investasi ke mesin pembakaran dan teknologi plug-in hybrid antara 2019 dan 2026, yang disebut akan berdampak langsung pada pekerjaan.
Ini mengacu pada kenyataan, kendaraan listrik memiliki komponen yang lebih sedikit, sehingga proses produksinya membutuhkan lebih sedikit pekerja daripada kendaraan bermesin pembakaran.
"Transformasi tenaga kerja kami akan melibatkan keputusan sulit. Ya, secara keseluruhan kami harus dan akan mengurangi biaya pribadi kami," ungkap anggota dewan manajemen Mercedes-Benz dan kepala sumber daya manusia Sabine Kohleisen.
Mercedes mengatakan, mereka mengharapkan 50 persen dari penjualan produk mereka pada tahun 2025 mendatang adalah mobil listrik dan hibrida listrik, untuk selanjutnya diharapkan menjadi mayoritas di tahun 2030 mendatang.
Untuk tahun 2025, Mercedes sudah menyiapkan tiga platform mobil listrik, rinciannya, satu untuk kelas mobil penummpang dan SUV, satu untuk van dan satu untuk kendaraan berperforma tinggai.
Guna mewujudkan target ini, Mercedes juga mengakuisisi perusahaan Inggris YASA Limited untuk membantu mengembangkan motor listrik berkinerja tinggi. Perusahaan mengatakan akan membangun 200 gigawatt jam (GWh) kapasitas sel baterai.
BACA JUGA:
Rencananya, empat dari pabrik baterai barunya akan berada di Eropa dan satu di Amerika Serikat. Mercedes mengatakan akan segera mengumumkan mitra Eropa baru untuk rencana produksi baterainya.
Tak berhenti di situ, sebagai bagian dari eleftrifikasi produknya, Mercedes Benz akan membangun pabrik daur ulang baterai di Kuppenheim, Jerman, yang akan mulai beroperasi pada 2023.