Ratusan Nelayan Cilincing Jakut Tersenyum, Selain Dapat Sembako Mereka Divaksin
Koordinator Vaksinasi Keliling Ditlantas Polda Metro Jaya AKP Kharisma Arbita Bangsa (kanan) membagikan paket sembako kepada masyarakat yang selesai melaksanakan vaksinasi COVID-19 di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara/ Antara

Bagikan:

JAKARTA - Ratusan nelayan Cilincing, Jakarta Utara, menerima vaksin dan paket sembilan bahan pokok (sembako) dari tim vaksinasi keliling (mobile vaccine) Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Kamis, 22 Juli.

Koordinator Vaccine Mobile Ditlantas Polda Metro Jaya AKP Kharisma Arbita Bangsa, mengatakan untuk kegiatan itu sudah disiapkan 300 dosis vaksin dan 300 paket sembako untuk dibagi-bagikan kepada warga Kampung Nelayan, Cilincing.

"Ada 300 dosis vaksin, kemudian juga dapat bantuan dari ibu Bhayangkari berupa 300 paket sembako untuk dibagikan kepada masyarakat yang melakukan vaksinasi," ujar Kharisma saat ditemui wartawan di Jakarta Utara, dilansir Antara, Kamis, 22 Juli.

Ia menambahkan sasaran kegiatan tersebut adalah masyarakat yang bermukim di wilayah dengan cakupan vaksinasi yang masih rendah, berdasarkan data Polda Metro Jaya.

Tujuannya agar seluruh kelompok masyarakat di Jakarta bisa mendapat vaksin COVID-19 dan mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

"Kami setiap hari melakukan kegiatan vaksinasi ini. Kamis ini ada empat lokasi, yakni di Depok, Jakarta Timur dua lokasi, Lembaga Pemasyarakatan Cipinang dan terakhir di Cilincing," kata Kharisma.

Besok, kata dia, masih ada rangkaian vaksinasi lainnya di wilayah Petamburan, Jakarta Pusat, lalu ke Ciputat, Tangerang Selatan.

Kegiatan vaksinasi COVID-19 tersebut sengaja dilaksanakan dengan lokasi yang berbeda-beda setiap harinya, untuk mempercepat akselerasi vaksinasi bagi masyarakat.

"Iya benar (mempercepat akselerasi vaksinasi COVID-19). Jadi masyarakat tidak perlu jauh-jauh antre. Kami datang ke RW, perumahan, perkantoran, yang rendah vaksinasinya," kata Kharisma.

Seluruh rangkaian kegiatan vaksinasi COVID-19 tersebut juga boleh diikuti oleh anak berusia 12-17 tahun, dengan syarat harus didampingi orang tua ketika akan dilakukan pemeriksaan kesehatan (skrining) oleh dokter.

"Nanti orang tua harus menjawab pertanyaan dokter, apakah anak tersebut punya penyakit bawaan dan sebagainya," tambahnya.