Wali Kota Eri Cahyadi: Saya Berharap Betul Warga Surabaya, Ayo Berjibaku Agar Kasus COVID-19 Turun
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (DOK Instagram pribadi)

Bagikan:

SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Eri Cahyadi menyiapkan sejumlah langkah preventif menghadapi pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diperpanjang lagi hingga 25 Juli.

"Saya berharap betul kepada warga Surabaya. Ayo dalam seminggu ini kita berjibaku supaya minggu depan ini bisa turun, sehingga bisa dilakukan relaksasi," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya dikutip Antara, Rabu, 21 Juli.

Eri Cahyadi mengajak seluruh warga Surabaya untuk tetap memperketat protokol kesehatan (prokes) di mana pun berada.

Apabila selama seminggu ke depan ada penurunan kasus, lanjut dia, Presiden akan melakukan relaksasi untuk menggerakkan roda perekonomian.

"Saya juga sudah sampaikan kepada jajaran pemkot untuk turun dan melakukan pengecekan terus menerus," kata Eri Cahyadi.

Selain itu, Eri Cahyadi telah mengambil sejumlah langkah demi memutus penyebaran wabah dunia tersebut, di antaranya, menyiapkan tempat isolasi mandiri (isoman) di setiap kelurahan yang tersebar se-Surabaya.

Tempat isoman itu, lanjut dia, diperuntukkan bagi pasien tanpa gejala atau gejala ringan. Terutama bagi warga yang lokasi rumahnya tidak memungkinkan digunakan sebagai tempat isolasi mandiri.

"Semua kelurahan yang terdiri dari 154 itu, kita sudah siapkan tempat isoman. Ini untuk memutus penyebaran COVID-19, khususnya klaster keluarga. Agar pasien tidak menularkan kepada anggota keluarga lainnya," ujarnya.

Untuk lokasinya, Eri mengaku telah menggunakan berbagai tempat publik sebagai tempat isolasi, salah satunya yaitu sekolah.

Menurutnya, pemilihan lokasi sekolah itu, penting dilakukan sebab bangunannya sudah jadi per ruangan dan juga fasilitas toilet juga sudah tersedia.

"Di setiap ruangannya juga sudah ada ventilasi maupun AC-nya. Sementara ini kami kirim 30 bed per kelurahan, tapi kami lihat dan pantau lagi berapa jumlah kasus di setiap kelurahan, jadi disesuaikan," katanya.

Langkah berikutnya menyiapkan dua lokasi Rumah Sakit (RS) Darurat yakni GOR Indoor kompleks Gelora Bung Tomo (GBT) dan Lapangan Kalibokor. Rencananya, RS Darurat itu akan segera beroperasi pada akhir pekan ini.

"Hari ini sudah siap tempatnya semua, mudah-mudahan Jumat sudah beroperasi, sehingga tidak ada lagi warga Surabaya yang isoman. Kalau rumahnya tidak memenuhi syarat untuk isoman," katanya.

Tidak berhenti sampai di situ, untuk menekan laju penyebaran COVID-19, Eri juga terus memasifkan testing dan tracing.

Bahkan, Eri Cahyadi memastikan sudah mendistribusikan sebanyak 40 ribu alat tes cepat antigen yang dibagi kepada 63 Puskesmas se-Surabaya.

"Tiap Puskesmas dikirim oleh Dinkes rata-rata 2-4 ribu. Bagi masyarakat yang merasa menjadi kontak erat atau mengalami gejala silakan tes usap. Pada saat hasilnya positif langsung isolasi ya, tetapi apabila negatif cukup kami info tidak diberikan hasilnya," ujarnya.

Terakhir, dalam sehari Wali Kota Eri memastikan telah menerjunkan petugas tracing dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD).

Wali Kota menyebut tidak ada lagi keterlambatan tracing untuk menemukan kontak erat pasien COVID-19.

Dia menegaskan, apabila ditemukan satu kasus pasien terkonfirmasi, maka sebanyak-banyaknya menemukan kontak erat.

"Jadi, per hari tracingnya harus sudah selesai, supaya tidak ada keterlambatan. Kalau ternyata dari kontak erat itu hasilnya positif, maka kita lakukan tracing lagi pada kontak erat orang itu, begitu seterusnya. Ini tujuannya memutus mata rantai penyebaran COVID-19," ujar Eri Cahyadi.