Bagikan:

SURABAYA - Dukungan serta bantuan dari berbagai pihak dalam mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 terus berdatangan ke Balai Kota Surabaya. 

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya hari ini menerima bantuan seperangkat alat pendeteksi virus korona bernama Gadjah Mada Electronic Nose (GeNose) COVID-19.

GeNose adalah alat deteksi COVID-19 yang bekerja dengan mendeteksi volatile organic compound (VOC). Pasien cukup mengembuskan napasnya ke kantung khusus dalam hitungan menit, dan hasilnya langsung bisa keluar.

Bantuan tersebut diterima langsung oleh Wali kota Surabaya Eri Cahyadi dari PT Yekape. PT Yekape menyerahkan satu unit mesin GeNose, 1500 HME filter dan 20 ribu pcs kantong npas.

Menurut Eri Cahyadi, alat canggih ini dinilai sangat membantu mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 pasca libur lebaran di Kota Pahlawan. Sebab, GeNose ini tidak membutuhkan waktu lama hanya untuk mengetahui apakah pasien terpapar COVID-19. 

Selain itu, alat canggih yang dibuat oleh para ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) itu akan dibawa keliling oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk digunakan di berbagai fasilitas publik. "Jadi petugas Dinkes fokus alat itu dibawa keliling ke tempat publik. Kita lakukan tesnya secara acak seperti pasar terminal dan tempat lain yang terjadi interaksi antar warga," kata Eri. 

 

Tapi Eri Cahyadi memastikan tim Dinkes akan menunggu instruktur atau tenaga ahli dari UGM datang untuk memberi pelatihan. Hal tersebut penting dilakukan sebab, menurutnya alat GeNose dinilai cukup sensitif. 

"Jadi jangan sampai keliru karena nanti hasilnya tidak sesuai. Kita tunggu perkiraan minggu depan tim ahli akan datang. Setelah itu petugas kami akan berkeliling  memanfaatkan alat tersebut," jelasnya.

Dia berharap dengan adanya GeNose tersebut semakin banyak warga yang mendapatkan testing. Menurut dia, semakin banyak warga dilakukan tes maka semakin cepat mengetahui kondisi warga termasuk penanganannya. 

"Kita berharap semakin mempercepat pula Surabaya menjadi zona hijau dan virus korona lekas hilang dari Surabaya," ujar Eri Cahyadi.