Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai blusukan Presiden Jokowi ke permukiman warga secara langsung sebagai kode sindiran terhadap para menterinya. 

Hal itu, kata Karyooi, lantaran presiden dinilai sudah habis kesabaran melihat jajaran pembantunya yang lamban dalam mengatasi pandemi COVID-19. Salah satunya, soal distribusi bantuan sosial kepada rakyat.

"Sebenarnya, ya mungkin itu bagian dari ketidaksabaran presiden melihat para pembantunya yang lelet," ujar Karyono kepada VOI, dimuat Sabtu, 17 Juli.

Menurutnya, langkah Jokowi itu ditunjukkan karena presiden ingin bekerja cepat, sementara realisasinya lambat akibat tidak ada irama yang sama dengan para menteri.

"Presiden ingin cepat, harusnya pembantunya bekerja dan berpikir cepat dong sesuai kehendak presiden," imbuh Karyono.

Untuk itu, Karyono menyarankan Presiden Jokowi agar tegas menginstruksikan para menterinya. Apabila lambat dan tak mampu merealisasikan keinginan presiden, maka Presiden bisa memberhentikannya.

"Kalau nggak (sanggup) ya dipecat saja. Presiden harus tegas," terang Karyono.

Jika perlu, kata dia, Presiden Jokowi me-reshuffle menteri yang gagal menangani pandemi. Hal itu, menurut Karyono, sekaligus menjadi tantangan bagi Jokowi di periode terakhirnya.

"Saya sangat setuju 1000 persen. Karena ini tantangan besar yang dihadapi sekarang ini adalah penanganan pandemi. Ini taruhan presiden di periode terakhirnya," ujar Karyono.