JAKARTA - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut kondisi pandemi di Indonesia berpotensi memunculkan varian baru COVID-19 atau varian made in Indonesia.
Menurut Dicky, saat ini Indonesia sudah memiliki kriteria negara yang memiliki mutasi virus corona. Sebab, kondisi pandemi sekarang sudah tidak terkendali, di mana kasus aktif membeludak hingga banyak rumah sakit tak lagi mampu menampung pasien COVID-19.
"Menurut saya, kriteria varian COVID-19 made in Indonesia sudah terpenuhi, yaitu pandemi yang tidak terkendali. Varian yang ditemukan di India, Inggris, Brazil, Afrika Selatan, dan Peru sana itu adalah karena situasi pandemi yang tidak terkendali," kata Dicky kepada VOI, Senin, 12 Juli.
Ia memandang, varian baru COVID-19 made in Indonesia bisa terjadi karena penularan virus saat ini berjalan lebih cepat. Semakin banyaknya virus yang menularkan manusia akan memengaruhi kecepatan virus untuk beradaptasi dan bermutasi.
Bahkan, Dicky menganggap mutasi virus khas Indonesia sudah mulai ada. Namun, hal itu belum terdeteksi karena jumlah pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi varian baru dari kasus yang ada masih sedikit.
"Indonesia pun mungkin sudah punya (varian baru), tapi masalahnya kan surveilans genomiknya yang lemah, kecil. Jadi, mungkin belum semua terdeteksi. Hal ini menurut saya besar kemungkinan sudah ada. Masalahnya kan minimnya surveilans genomik saja," jelasnya.
BACA JUGA:
Kemunculan varian baru COVID-19 asal Indonesia, kata Dicky, bisa membuat penularan virus semakin masif. Karenanya, pemerintah harus bertindak lebih masif dalam mengendalikan pandemi.
"Kalau bicara strategi, tidak ada yang berubah, 3T, 5M, pembatasan mobilitas, vaksinasi harus terus ditingkatkan dan harus berkualitas. Jumlahnya harus banyak. Selain itu, namanya pembatasan pintu masuk negara juga benar-benar diperketat untuk mencegah kasus impor," jelasnya.
Diketahui, Kementerian Kesehatan mencatat sudah ada 553 kasus varian baru COVID-19 di Indonesia per 6 Juli 2021. Varian ini di antranya berjenis Alpha, Beta, Delta, Eta, Iota, dan Kappa yang berasal dari luar negeri
Jumlah varian COVID-19 yang paling banyak di Indonesia dibanding varian lainnya adalah Delta, sebanyak 436 kasus. Lalu, varian Beta berada berjumlah 57 kasus, Alpha 51 kasus, Eta 5 kasus, Kappa 2 kasus, dan Lota 2 kasus.