JAKARTA - Berdasarkan hasil penelitian sementara, COVID-19 mudah mati apabila terkena deterjen. Hal itu dikarenakan lapisan dinding virus terbentuk dari lemak yang rentan dengan zat tersebut.
"Lapisan dindingnya terbuat dari struktur lemak yang akan mudah hancur manakala terkena deterjen dan semua sabun mengandung deterjen," kata Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta, Senin, 1 Juni.
Untuk itu, dia menyarankan kepada semua masyarakat rajin mencuci tangan dengan sabun setelah memegang benda asing. Apalagi saat berada di luar rumah. Sehingga, apabila virus sempat menempel di tangan, virus akan mati dengan kita mencuci tangan.
"Oleh karena itu mencuci tangan dengan menggunakan sabun adalah cara yang terbaik," kata Yusri.
BACA JUGA:
Senada dengan Yuri, Peneliti bidang mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra mengatakan, detergen dapat menghancurkan bungkus virus. Karena, sabun mengandung zat kimia Sodium Hypochlorite.
Bahkan, dengan menggunakan zat kimia tersebut, tak hanya virus corona yang dapat dihancurkan. Beberapa virus pun akan mati jika terkena Sodium Hypochlorite.
"Detergen kan ada di sabun, ya jadi memang kalo sabun sendiri tidak hanya membunuh virus tapi bakteri juga," ucap Sugiyono.
Namun, dia menilai, pengunaan pemutih pakaian untuk membunuh COVID-19 dinilai lebih efektif. Sebab, kandungan Sodium Hypochlorite pada bleaching atau pemutih lebih besar ketimbang detergen.
Apalagi, zat kimia itu pun juga digunakan sebagai campuran cairan disinfektan. Meski demikan, belum ada penelitian yang spesifik terkait dengan Sodium Hypochlorite dapat membunuh COVID-19.
Bukan hanya itu, beberapa zat kimia lainnya juga bisa membunuh virus dan bakteri. Kaporit atau Kalsium hipoklorit dan alkohol 70 persen disebut juga bisa membantu dalam membunuh atau mencegah penyebaran virus dan bakteri.
"Kalau spesifik virus Corona sepertinya belum ya (penelitian). Cuma memang deterjen dan bleaching yang dipake untuk desinfeksi," tegas Sugiyono.