JAKARTA - Meski 15 provinsi dilaporkan tidak mengalami penambahan kasus positif baru, namun masih ada penambahan di beberapa kota dan kabupaten. Hari ini saja, dilaporkan 467 orang dinyatakan positif, sehingga total akumulatif mencapai 26.940 orang.
Dengan demikian, Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, tidak bosan mengingatkan masyarakat hidup sehat atau tidak boleh lengah akan bahaya virus. Yakni, rajin mencuci tangan, memakai masker saat di area terbuka atau mematuhi protokol kesehatan.
Sebab, merujuk pada data sementara, virus COVID-19 bisa mati bila terkena sabun yang mengandung deterjen. Hal ini disebabkan lapisan dinding virus terbentuk dari lemak yang rentan dengan zat tersebut.
"Lapisan dindingnya terbuat dari struktur lemak yang akan mudah hancur manakala terkena deterjen dan semua sabun mengandung deterjen," kata Yuri dalam keterangan resmi, Senin 1 Juni.
Kemudian, dia mengajak seluruh masyarakat saling mengingatkan anggota keluarganya yang belum mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. Sebab, hal ini merupakan kunci untuk bisa menerapakan konsep baru yang dicanangkan pemerintah, yaitu kenormalan baru.
"Kita harus memberikan edukasi kepada seluruh anggota keluarga kita tentang bagaimana norma baru yang harus kita laksanakan bagaimana kita membiasakan untuk mencuci tangan bagaimana kita membiasakan untuk menggunakan masker apabila keluar rumah," papar Yuri.
BACA JUGA:
Yuri menambahkan, kedepan pihaknya akan melakukan pemantauan. Setidaknya ada beberapa hal yang akan menjadi fokus selama penerapan konsep kenormalan baru.
"Tentunya sepanjang perjalanan ini akan dilakukan pemantauan terkait dengan perkembangan epidemiologi dan sistem kesehatannya," tandas Yuri.
Adapun sebelumnya Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat, penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin 1 Juni ada sebanyak 467, sehingga totalnya menjadi 26.940 orang.
Kemudian, untuk pasien sembuh menjadi 7.637 setelah ada penambahan sebanyak 329 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal bertambah 28 orang sehingga totalnya menjadi 1.641.
"Terkonfirmasi 467 positif COVID-19, sehingga angkanya menjadi 26.940 orang, kenaikan ini tentunya adalah gambaran keseluruhan dari negara kita,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 333.415 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 95 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 59 laboratorium dan Laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 179 lab. Secara keseluruhan, 232.113 orang telah diperiksa dan hasilnya 26.940 positif (kulumatif) dan 205.173 negatif (kumulatif).
Kemudian untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak 48.358 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 13.120 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 416 kabupaten/kota di Tanah Air.
Dari akumulasi data tersebut didapatkan sebanyak 15 provinsi tidak melaporkan penambahan kasus positif COVID-19.
"Hari ini 15 provinsi yang tidak ada laporan positif," kata Yuri.
Sementara itu, data provinsi 5 besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah mulai dari DKI Jakarta 7.485 orang, Jawa Timur 4.922, Jawa Barat 2.294, Sulawesi Selatan 1.586, Jawa Tengah 1.417 dan wilayah lain sehingga totalnya 26.940.
Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 2.272 disusul Jawa Timur sebanyak 654, Sulawesi Selatan 625, Jawa Barat 619, Bali 329 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 7.637 orang.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.
Selanjutnya Gugus Tugas merincikan akumulasi data positif COVID-19 lainnya di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 20 kasus, Bali 482 kasus, Banten 867 kasus, Bangka Belitung 46 kasus, Bengkulu 91 kasus, Yogyakarta 237 kasus.
Selanjutnya di Jambi 97 kasus, Kalimantan Barat 196 kasus, Kalimantan Timur 297 kasus, Kalimantan Tengah 419 kasus, Kalimantan Selatan 948 kasus, dan Kalimantan Utara 165 kasus.
Kemudian di Kepulauan Riau 197 kasus, Nusa Tenggara Barat 652 kasus, Sumatera Selatan 995 kasus, Sumatera Barat 567 kasus, Sulawesi Utara 339 kasus, Sumatera Utara 417 kasus, dan Sulawesi Tenggara 244 kasus.
Adapun di Sulawesi Tengah 128 kasus, Lampung 135 kasus, Riau 117 kasus, Maluku Utara 160 kasus, Maluku 223 kasus, Papua Barat 168 kasus, Papua 725 kasus, Sulawesi Barat 92 kasus, Nusa Tenggara Timur 97 kasus, Gorontalo 94 kasus dan dalam proses verifikasi lapangan 21 kasus.