Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua pihak, terutama Pemerintah Provinsi Riau tak boleh lengah hadapi pandemi COVID-19. Sebab, penyebaran virus belum berakhir.

"Saya datang ke Riau ini karena ingin mengingatkan. Mengingatkan kita semuanya betapa kita perlu bekerja bersama-sama, jangan lengah, dan ada respons yang cepat kalau ada peningkatan (kasus positif COVID-19, red)," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Forkopimda se-Provinsi Riau yang diunggah di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 20 Mei.

Seluruh jajaran pemerintah dan aparat keamanan di Provinsi Riau dimintanya bekerja sama dalam mengendalikan pandemi. Sebab, berdasarkan pengalaman sebelumnya, kerja sama yang baik akan memudahkan proses pengendalian COVID-19 di tengah masyarakat.

"Kalau bergandengan di dalam koordinasi, di rapat, maupun di lapangan persoalannya akan menjadi mudah. Ini dari pengalaman kita di tingkat nasional maupun di provinsi, kabupaten/kota yang kita lihat maupun kita amati," tegasnya.

 

Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga menyinggung perihal penurunan angka kasus aktif di Tanah Air. Kata dia, jika di awal Februari lalu, angka kasus aktif COVID-19 mencapai 176 ribu kini angkanya telah menurun drastis hingga 50,5 persen menjadi 87 ribu.

Meski begitu, dia meminta semua pihak tak kehilangan kewaspadaan dan harus cepat bertindak. Sebab, dia tak ingin penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia berakhir seperti kondisi India saat ini.

"Kalau sudah turun hati-hati. Jangan lengah, jangan hilang kewaspadaan. Jangan lengah dan jangan tunggu chaos baru kita bertindak, terlambat," kata Jokowi.

Dia mengatakan, semua pihak harus tetap menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Selain itu, dirinya juga meminta ketika ditemukan satu kasus positif COVID-19 maka isolasi, karantina harus segera dilakukan. 

"Kalau berat, bawa ke rumah sakit," ujar Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi juga menyinggung angka kasus COVID-19 di Provinsi Riau. Dia meminta agar pemerintah setempat berhati-hati. Sebab, ketika pemerintah setempat lengah maka yang terjadi adalah peningkatan kasus aktif.

Tak hanya itu, Jokowi juga menyinggung perihal angka kesembuhan di Provinsi Riau. Menurutnya, meski angka kesembuhan di provinsi ini mencapai 89 persen tapi masih berada di bawah angka kesembuhan nasional yaitu 92 persen.

"Ini perlu ditingkatkan, kenapa harus setinggi-tingginya angka kesembuhan? Karena kita tidak ingin ada yang meninggal," katanya.

Begitu juga perihal angka kematian. Jokowi menyebut, pemerintah provinsi harus berhati-hati. 

"Hati-hati di sini tinggi, karena angka kematian kita di nasional 2,7 (persen, red)," ungkapnya.

"Hati-hati Indragiri Hilir ini 5,23 (persen, red). Ini coba dicek betul. Apakah obatnya sering terlambat, apakah tidak ada ventilator. Cek betul. Rokan Hulu juga 4,5 (persen red). Coba dilihat. Angka itu dicatat dan kalau saya tanya, mestinya semua bupati, wali kota, gubernur itu tahu," pungkasnya.