Bagikan:

JAKARTA - Penambahan kasus COVID-19 mencapai rekor baru per Kamis, 3 Desember. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terdapat 8.369 kasus positif baru dari 62.397 spesimen yang diperiksa. 

Ada pun provinsi yang paling banyak melaporkan kasus baru adalah Papua dengan 1.755 dan Jawa Barat 1.648 kasus baru. 

Menanggapi penambahan secara drastis tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan hal ini disebabkan karena sistem yang belum optimal untuk mengakomodasi pencatatan, pelaporan, dan validasi data dari berbagai provinsi secara realtime. Hal inilah yang menyebabkan angka yang masuk ke data Kemenkes merupakan akumulasi dari beberapa hari sebelumnya.

Dia mencontohkan Provinsi Papua. Menurut Wiku, angka 1.755 kasus ini bukanlah angka harian hari ini melainkan akumulasi sejak 19 November lalu.

"Papua hari ini melaporkan 1.755 kasus. Ini merupakan akumulasi dari penambahan kasus positif COVID-19 sejak 19 November hingga saat ini," kata Wiku dalam konferensi pers secara daring yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 3 Desember.

Karena itu, untuk mencegah terjadinya penumpukan data ini, Wiku meminta pemerintah daerah melakukan konsolidasi data secara langsung kepada pemerintah pusat sesegara mungkin.

Meski begitu, Wiku tak menampik penambahan kasus COVID-19 terjadi karena adanya penurunan disiplin protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19 terutama saat libur panjang lalu. "Sangat disayangkan, tren terus menunjukkan terjadinya penurunan kepatuhan individu terhadap 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) dalam hal ini berkaitan dengan periode libur panjang Oktober lalu," tegasnya.

Wiku mengingatkan agar masyarakat tidak lengah menjalankan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan COVID-19.

"Jika masyarakat semakin lengah menjalankan protokol kesehatan maka akan meningkatkan penularan dan apabila dilakukan testing dan tracing maka kasus positif akan meningkat dan jika terus seperti ini maka sebanyak apapun fasilitas kesehatan yang tersedia tidak akan mampu menampung lonjakan yang terjadi," ungkapnya.

Selain itu, Wiku juga mengakui penambahan kasus positif COVID-19 pada Kamis ini merupakan penambahan kasus tertinggi. Karena sebelumnya, angka kasus positif di Indonesia hanya berkisar di angka 5.000 dan belum pernah setinggi ini.

"Sebelumnya kita belum pernah menyentuh angka 5.000 kasus positif harian. Sayangnya, kasus positif harian terus meningkat, bahkan hari ini menembus lebih dari 8.000 kasus. Ini angka yang besar dan tidak bisa ditolerir," pungkasnya.