PURBALINGGA - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi meminta warga berperan aktif menyukseskan gerakan "Tiga Hari di Rumah Saja" pada 9 - 11 Juli. Gerakan ini bertujuan mengurangi mobilitas dan menekan penyebaran COVID-19.
"Partisipasi masyarakat dalam menyukseskan gerakan ini sungguh sangat bermanfaat dalam menyelamatkan Purbalingga dan melindungi masyarakat," kata bupati dikutip Antara, Kamis, 8 Juli.
Bupati menambahkan gerakan Tiga Hari di Rumah Saja merupakan bentuk upaya pemerintah kabupaten menekan dan menurunkan kasus COVID-19 yang mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
"Beberapa hari terakhir ini terdapat tambahan kasus aktif lebih dari 100 per hari, tingginya tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit menjadi warning bagi seluruh pihak," ujar Dyah.
Karena itu, kata dia, gerakan Tiga Hari di Rumah Saja diharapkan akan dapat menekan dan menurunkan kasus COVID-19.
"Butuh peran aktif dan kesadaran bersama semua masyarakat. Dengan adanya kerja sama semua pihak diharapkan akan membuat perjuangan ini menjadi tidak sia-sia," sambung Bupati Dyah.
Bupati juga mengatakan pihaknya telah menyiapkan aturan teknis terkait pelaksanaan gerakan Tiga Hari di Rumah Saja.
"Aturan teknis tersebut akan segera kami sosialisasikan secara masif ke seluruh masyarakat," ujar dia.
BACA JUGA:
Gerakan ini terinspirasi dari gerakan Jateng di Rumah Saja pada 6-7 Februari lalu yang dinilai berhasil mengurangi mobilitas warga dan angka kasus COVID-19 di Purbalingga saat itu.
"Belajar dari efektivitas gerakan Jateng di Rumah Saja pada 6-7 Februari lalu maka Purbalingga akan memberlakukan gerakan Tiga Hari di Rumah Saja," katanya.
Bupati berharap gerakan tersebut akan dapat efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19 di wilayah setempat.
"Terlebih lagi berdasarkan evaluasi Pemerintah Pusat, pelanggaran protokol kesehatan di Purbalingga masih cukup tinggi sehingga gerakan ini diharapkan akan dapat efektif," katanya.