Kasus COVID-19 Semakin Gawat, Pemkab Purbalingga Wacanakan ‘Tiga Hari di Rumah Saja’ 9-11 Juli
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi. ANTARA/HO-Humas Pemkab Purbalingga.

Bagikan:

PURBALINGGA - Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mewacanakan pemberlakuan gerakan "Tiga Hari di Rumah Saja" pada 9-11 Juli guna mengurangi mobilitas warga dan menekan penyebaran COVID-19.

"Purbalingga akan memberlakukan gerakan 'Tiga Hari di Rumah Saja' mulai Jumat (9/7) hingga Minggu (11/7)," kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dikutip Antara, Rabu, 7 Juli. 

Dyah mengatakan wacana tersebut terinspirasi dari gerakan "Jateng di Rumah Saja" pada 6-7 Februari lalu yang dinilai berhasil mengurangi mobilitas warga dan angka kasus COVID-19 di Purbalingga saat itu.

"Belajar dari efektivitas gerakan 'Jateng di Rumah Saja' pada 6-7 Februari lalu maka Purbalingga akan memberlakukan gerakan 'Tiga Hari di Rumah Saja'," katanya.

Dyah mengatakan Tim Satgas COVID-19 Purbalingga telah melakukan rapat terkait dengan hal tersebut.

"Berdasarkan kesimpulan rapat, akan diterbitkan Surat Edaran Bupati terkait imbauan gerakan 'Tiga Hari di Rumah Saja' yang secara teknis dilakukan berdasarkan pengalaman dari gerakan 'Jateng di Rumah Saja'," katanya.

Bupati Purbalingga berharap, gerakan tersebut efektif mencegah penyebaran COVID-19 di wilayah setempat.

"Terlebih lagi berdasarkan evaluasi pemerintah pusat, pelanggaran protokol kesehatan di Purbalingga masih cukup tinggi sehingga gerakan ini diharapkan akan dapat efektif," katanya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga menginformasikan jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 di wilayah setempat yang dinyatakan sembuh hingga Senin, 5 Juli, sebanyak 6.486 orang.

"Bila pada tanggal 2 Juli 2021 kemarin jumlah pasien sembuh mencapai 6.194 orang, pada 5 Juli 2021 meningkat menjadi 6.486 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga Hanung Wikantono.

Total jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di wilayah ini sejak awal penanganan sebanyak 8.902 orang. Dari jumlah tersebut, 6.486 dinyatakan sembuh, 378 meninggal dunia, 207 masih dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan, dan 1.831 orang melakukan isolasi mandiri.

Hanung mengatakan saat ini terdapat tren peningkatan kasus COVID-19 di wilayah itu.

"Merujuk data pada tanggal 2 Juli 2021 jumlah total kasus terkonfirmasi positif sejak awal penanganan sebanyak 8.172 orang, pada 5 Juli 2021 meningkat menjadi 8.902 orang. Artinya terdapat peningkatan signifikan dalam beberapa hari," katanya.