Otoritas Rusia Selidiki Tiga Kemungkinan Penyebab Jatuhnya Pesawat di Kamchatka
Ilustrasi pesawat An-26 Kamchatka Aviation Enterprise. (Wikimedia Commons/Dmitriy Pichugin)

Bagikan:

JAKARTA - Komite Investigasi Rusia menyebut, pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait tiga versi yang diduga menjadi penyebab kecelakaan jatuhnya pesawat An-26 di Semenanjung Kamchatka, Selasa 6 Juli kemarin. 

Penyelidikan faktor penyebab ini menjadi penting, untuk menentukan penyebab kecelakaan maut yang menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat ini. 

"Penyelidikan saat ini sedang mengerjakan versi berikut, cuaca buruk, kerusakan teknis dan kesalahan pilot," kata Komite Investigasi seperti mengutip TASS Rabu 7 Juli.

Dari penyelidikan awal yang dilakukan, ada 22 penumpang dan 6 anggota awak di dalam pesawat nahas yang jatuh itu.

"Menurut informasi awal, puing-puing pesawat ditemukan di utara bandara Palana," ungkap badan tersebut.

Tim investigasi telah ke lokasi kecelakaan, mengumpulkan sampel bahan bakar di lokasi dan semua dokumen mengenai pesawat, termasuk rencana penerbangan. Sementara, sejumlah saksi sedang dimintai keterangan.

Terpisah, tim penyelamat disebutkan telah berhasil menemukan beberapa mayat korban kecelakaan pesawat An-26, kata Gubernur Kamchatka Vladimir Solodov kepada TASS, Rabu.

"Mayat pertama sekarang ditarik keluar (dari air). Ini adalah upaya waktu nyata. Sejauh menyangkut jumlah (kematian), situasinya berubah sepanjang waktu," terang Solodov.

Sebelumnya, sebuah sumber di layanan darurat mengatakan kepada TASS bahwa kesalahan kru karena visibilitas yang buruk berkontribusi pada kecelakaan itu. 

Pesawat menabrak tebing, dengan puing-puing jatuh ke Laut Okhotsk. Para kru tidak melaporkan kerusakan apa pun, kata layanan darurat, menambahkan bahwa pesawat itu secara mekanis sehat sebelum lepas landas.

Untuk diketahui, pesawat An-26 milik maskapai Petropavlovsk-Kamchatsky Air Enterprise Rusia hilang kontak pada 6 Juli. Pesawat itu sedang dalam perjalanan dari Petropavlovsk-Kamchatsky ke Palana dan membawa 22 penumpang dan 6 awak. 

Sumber layanan darurat mengatakan, pesawat berhenti berkomunikasi saat hendak mendarat. Satu versi menunjukkan, kecelakaan itu terjadi karena kesalahan piloting disebabkan visibilitas yang buruk. Sementara, cuaca di kawasan tersebut berada dalam kondisi berawan pada saat peristiwa kecelakaan terjadi, sebut Kantor Berita Interfax, mengutip pusat meteorologi setempat.