Pekan Lalu 3 Wilayah, Kini Zona Merah Jatim Melonjak Jadi 20 Daerah
ILUSTRASI/UNSPLASH

Bagikan:

SURABAYA - Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur mengonfirmasi terdapat 20 daerah berstatus zona merah atau berisiko tinggi penyebaran kasus virus corona baru itu.

"Pekan lalu hanya ada tiga daerah, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Kota Madiun. Tapi pekan ini 20 daerah," ujar Anggota Satuan Tugas Kuratif COVID-19 Jawa Timur dr. Makhyan Jibril dikutip Antara, Selasa, 6 Juli.

Menurut dia, lonjakan drastis kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di sejumlah daerah menjadi penyebab bertambahnya status zona merah.

Dugaannya kondisi ini terjadi akibat dari peningkatan mobilitas yang terjadi pada dua pekan lalu, ditambah varian baru COVID-19 sehingga terjadi kenaikan kasus hampir merata di Jatim.

"Maka dari itu, berdasarkan hitungan epidemiologi Gugus Tugas COVID-19 Pusat, terdapat 20 kota/kabupaten yang masuk zona merah," sambung Jibril.

Satgas berpesan seluruh masyarakat di Jatim harus betul-betul menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat secara total dengan harapan kasus bisa direm.

"Pesan saya 'Satu M', yaitu manuto atau berarti patuhi," katanya. 

Sebanyak 20 daerah yang berstatus zona merah yakni Banyuwangi, Ngawi, Lamongan, Sampang, Kota Probolinggo, Malang, Bangkalan, Kota Madiun, Pamekasan, Kota Mojokerto, Magetan, Ponorogo, Kota Malang, Sidoarjo, Kota Kediri, Situbondo, Nganjuk, Lumajang, Kota Batu dan Bondowoso.

Sebanyak 18 daerah berstatus zona oranye (risiko penularan sedang), yaitu Kota Pasuruan, Gresik, Sumenep, Kota Blitar, Madiun, Pacitan, Kediri, Probolinggo, Kota Surabaya, Tuban, Tulungagung, Blitar, Jember, Trenggalek, Pasuruan, Bojonegoro, Mojokerto serta Jombang.

Dengan demikian, tak ada satu pun daerah di Jatim berstatus zona kuning (risiko penularan rendah) serta zona hijau (tidak berisiko penularan).

Berdasarkan Satgas Penanganan COVID-19 Jatim per pukul 16.00 WIB Selasa, 6 Juli sebanyak 1.808 kasus baru COVID-19, lalu 1.077 kasus sembuh dan 122 kasus meninggal dunia.

Secara kumulatif hingga saat ini terkonfirmasi sebanyak 182.076 kasus, yang rinciannya 12.494 kasus (6,86 persen) dirawat, berikutnya angka sembuh mencapai 156.444 kasus (85,92 persen), serta 13.138 kasus (7,21 persen) meninggal dunia.