JAKARTA - Kursi kepemimpinan PT Garuda Indonesia telah kosong sepeninggalan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara yang dipecat lantaran terlibat penyelundupan komponen Harley-Davidson dan sepeda Brompton.
Kasus ini baru terungkap beberapa hari yang lalu. Namun, kebobrokan seperti ini sudah lama terjadi di perusahaan plat merah itu. Ini diungkapkan oleh Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) dalam konferensi pers di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Desember.
Ketua IKAGI Zaenal Muttaqin mengatakan, indikasi permainan terjadi hampir di semua bagian yang berkaitan dengan budgeting. Sehingga, patut diduga beberapa pimpinan direksi PT Garuda Indonesia terlibat kecurangan.
"Yang pasti permainan itu di wilayah budgeting," ucap Zaenal di Jakarta, Jumat, 6 Desember.
Maksud dari permainan itu adalah munculnya kebijakan yang menguntungkan pihak tertentu. Beberapa hal yang disoroti Zaenal adalah kecurangan, mulai dari perlengkapan hingga rotasi karyawan.
"Seperti pakaian kami ini, seragam," kata Zaenal yang menerangkan ini adalah seragam baru. Padahal, pengadaan seragam sudah dilakukan beberapa waktu sebelumnya.
Contoh lainnya, kata Zaenal, soal pengallihan rute penerbangan. Misalnya, kata dia, penerbangan Jakarta-Amsterdam, pesawat Garuda diwajibkan untuk transit di Kuala Namu dan Denpasar.
Padahal, penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam dapat ditempuh tanpa harus mendarat di dua lokasi tersebut. Dengan begini, berdampak pada panjangnya waktu perjalanan dan jam kerja karyawan yang akhirnya menambah biaya dan jadi beban perusahaan.
"Jadi perjalanannya itu panjang sekali sehingga jam kerja kami itu melebihi batas kewajaran sebagai pekerja. Itu sampai hampir 19 jam lebih perjalanan kita," ungkap Zaenal.
Dia menilai pemecatan Ari Askhara oleh Mentri BUMN Erick Thohir adalah langkah yang tepat.
"Cukup banyak kebijakan aneh Ari Askhara selama menjabat Dirut Garuda Indonesia yang benar-benar merugikan awak kabin. Maka dari itu, kami sangat bersyukur Pak Erick memecatnya," kata Zaenal.
Diberitakan sebelumnya, skandal soal penyelundupan satu unit motor Harley Davidson dan dua sepeda Brompton ini menjadi sorotan publik. Selain karena dilakukan oleh Dirut Utama PT Garuda Indonesia Ari Askhara, penyelundupan dilakukan dengan menggunakan unit pesawat baru milik maskapai plat merah tersebut.
Pesawat bertipe Airbus A300-900 Neo yang diterbangkan dari pabriknya di Prancis ke Indonesia ternyata tak hanya membawa penumpang, tapi juga membawa Harley Davidson berkelir putih dan merah.
Motor ini pun bukan motor baru melainkan motor bekas, yang sudah diatur lewat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 76 Tahun 2019 tentang Ketentuan Impor Barang Modal dalam Keadaan Tidak Baru (BMTB). Kepastian unit motor ini adalah motor bekas, disampaikan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi.
"Moge ini adalah moge bekas yang dari aturan jelas-jelas tidak boleh diimpor. Dan saya kira penumpang di pesawat itu tentunya kita anggap orang yang paham mengenai masalah bagaimana mendatangkan barang-barang dari luar ke dalam teritori Indonesia," kata Heru di Jakarta, Kamis, 5 Desember.
Motor bekas ini, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani harganya mencapai Rp800 juta. Sedangkan untuk sepeda Brompton yang berjenis lipat itu, harganya berkisar Rp50 juta per unit.
Akibat perbuatan Ari menyelundupkan motor serta dua unit sepeda ini, negara juga disebut merugi hingga Rp1,5 miliar. "Total kerugian negara, potensi atau yang terjadi kalau enggak deklarasi antara Rp532 juta sampai Rp1,5 miliar," kata Sri Mulyani.