30 Menit Lebih, Sekber Karyawan Garuda Indonesia Klarifikasi Tudingan @digeeembok
Konferensi pers dari Sekber Karyawan PT Garuda Indonesia tentang isu yang menimpa jajaran direksi perusahaan pelat merah itu (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretariat Bersama Karyawan Garuda Indonesia tampil ke publik. Ada tiga serikat pekerja resmi perusahaan pelat merah yang tergabung dalam Sekber itu. Tiga organisasi itu adalah Asosiasi Pilot Garuda (APG), Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), dan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI). 

Mereka menggelar konferensi pers untuk menanggapi isu kebobrokan direksi PT Garuda Indonesia yang ramai di media sosial, yang mulanya dikicaukan akun Twitter @digeeembook.

Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) Tommy Tampatty membuka acara yang digelar di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 12 Desember. Dia juga yang mengenalkan tiga serikat pekerja itu. Setelah mengenalkan rombongan ini, dia memberi kesempatan Vice Presiden APG Kapten Edward Mahar untuk bicara. 

Edward membacakan beberapa poin sikap Sekber Karyawan PT Garuda Indonesia, di antaranya meminta karyawan lebih solid dan menyerahkan semua proses hukum terkait penyelundupan satu unit motor Harley Davidson dan dua unit sepeda Brompton kepada aparat berwenang. Tugas Edward dalam konferensi pers ini adalah membacakan sikap Sekber.

Pelantang bergeser ke Tommy. Dia membuka sesi tanya jawab. Sejumlah wartawan mengajukan pertanyaan, kebanyakan tentang tudingan akun Twitter @digeeembok yang membuat utas tentang kebobrokan PT Garuda Indonesia di bawah kepemimpinan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara. Ari sudah dipecat Menteri BUMN Erick Thohir karena kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton. 

Salah satu kebobrokan PT Garuda Indonesia yang dibeberkan @digeeembok adalah soal diskriminasi pramugari dan pramugara. Itu juga ditanya wartawan dalam konferensi pers kali ini. Tommy pun menjawab dan memastikan tak ada pramugari ataupun pramugara dari maskapai Garuda Indonesia yang mendapatkan diskriminasi.

Kata dia, ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di Garuda Indonesia untuk tugas pramugari dan pramugara. Jika ada pelarangan terbang, Tommy bilang, itu terjadi karena pramugari ataupun pramugari tidak melaksanakan tugas mereka sesuai prosedur berlaku.

"Di internal kita ada aturan ketat. Ketika salah satu awak keluar standar disepakati, maka bisa kena sanksi."

Tommy

"Kami juga klarifikasi hal-hal yang mungkin kurang tepat penyampaiannya. Awak kabin Garuda Indonesia orang-orang terpilih. Jadi awak kabin dan kita, punya standar untuk menjaga profesionalisme itu dan jika langgar akan dikenakan sanksi," imbuhnya.

Pertanyaan berlanjut ke soal 'gundik' yang dibeberkan @digeeembok. Suaranya meninggi ketika menjawab pertanyaan soal pramugari yang dijadikan pelayan nafsu para pejabat Garuda Indonesia atau istilahnya 'servis bos'. Dia tak mau berkomentar lebih, tapi memastikan kalau awak kabin bekerja sesuai SOP.

"Saya tegaskan kembali awak kabin bekerja ada SOP. ... Kami tak berani komentar karena itu pengakuan seseorang yang saya kira perlu dibuktikan," ujarnya.

Tommy menambahkan, ada mekanisme pelaporan untuk awak kabin yang merasa diperlakuan tidak sesuai dengan SOP. "Awak kabin punya ruang laporkan internal dan eksternal," kata dia.

Dalam konferensi pers itu, Tommy juga sempat menanggapi pertemuan sejumlah pramugari Garuda Indonesia dengan Menteri BUMN Erick Thohir pada Senin, 9 Desember lalu. Kata dia, itu bukan perwakilan Sekber Karyawan PT Garuda Indonesia. Dia menegaskan, tiga serikat pekerja yang tergabung di Sekber itu solid dan tak ada sangkut pautnya dengan pertemuan itu.

"Kami enggak ikut pertemuan itu, kami lebih menjaga, tolong garis bawahi kami jaga soliditas internal untuk jaga pelayanan operasional kita," tegasnya.

Usai mengklarifikasi sejumlah isu, mereka menyudahi konferensi pers tersebut dan bergegas keluar dari salah satu ruangan di restoran Pulau Dua. Tercatat konferensi pers ini berjalan selama 30 menit.

Pesawat Garuda Indonesia (Syamsul Ma'arif/VOI)

Meski selesai konferensi pers, tim VOI dan beberapa wartawan lain ikut mengejar sejumlah tokoh Sekber ini yang meninggalkan lokasi. Sebab, masih ada beberapa pertanyaan yang belum tuntas terjawab, salah satunya adalah tudingan salah satu pengurus Sekarga Anna Rosliana yang menurut akun @digeeembok, disebut pernah menjadi suruhan Ari Askhara untuk membawa uang sebesar 80.000 euro dari Eropa ke Jakarta.

Tommy yang mendengar pertanyaan ini pun sempat mengerutkan dahi sebelum akhirnya menjawab. Nadanya meninggi lagi. Dia bilang, tak mau menjawab tudingan yang disampaikan oleh akun yang mereka anonim itu. "Jangankan kita, Pak Jokowi saja dituding," katanya. 

"Statement kami jelas, siapapun terbukti silakan dihukum," tegas Tommy sambil menambahkan tak akan membela pihak manapun yang terbukti melakukan pelanggaran.

"Saya kira itu konsekuensi dari perbuatan. Tapi saya kira, kita jangan menuduh orang," tutupnya menyudahi wawancara dengan alasan ingin mengikuti sebuah rapat.