Jokowi: Tak Ada Tempat yang Lebih Baik Selain di Rumah Saja, Jauhi Kerumunan
Presiden Joko Widodo (Setkab DOK)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat tetap di rumah dan menjauhi kerumunan. Imbauan ini disampaikan pada hari ketiga pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa-Bali.

"Tidak ada tempat yang lebih baik saat ini selain di rumah saja dan menjauhi kerumunan," katanya seperti dikutip dari akun Instagram @jokowi pada Senin, 5 Juli.

Dengan melakukan aktivitas seperti belajar maupun bekerja, masyarakat telah melindungi diri sendiri hingga lingkungan terdekat mereka. 

Selanjutnya, lewat unggahan bergambar perempuan mencuci tangan dan memakai masker tersebut, Jokowi menyebut masyarakat turut membantu tenaga kesehatan dengan tidak berpergian.

"Dengan belajar dan bekerja di rumah, anda telah melindungi diri, keluarga, dan lingkungan juga membantu para tenaga kesehatan yang tengah berjuang di ruang-ruang perawatan rumah sakit menangani pasien COVID-19," tegas eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Jokowi berharap semua pihak tanpa terkecuali dapat bersatu padu melawan pandemi COVID-19. Sehingga, masa sulit akibat virus ini bisa segera diatasi.

"Dengan persatuan dan gotong royong kita akan melalui masa-masa sulit ini bersama-sama," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah menerapkan PPKM Darurat di Pulau Jawa-Bali sejak Sabtu, 3 Juli kemarin. Penerapan ini dilakukan selama dua minggu hingga 20 Juli mendatang.

Sejumlah pembatasan diterapkan dalam masa ini, di antaranya adalah bekerja 100 persen di rumah untuk sektor nonesensial, penutupan pusat perbelanjaan, hingga peniadaan kegiatan sosial kemasyarakatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

Meski begitu, mobilitas warga di DKI Jakarta tetap tinggi karena terjadi kemacetan dan hal ini menjadi sorotan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

"Saya masih lihat jalan-jalan di Jakarta, sudah diimplementasi PPKM darurat, masih juga macet," ujar Menkes Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR yang disiarkan secara virtual, Senin, 5 Juli.

Budi lantas mengingatkan lonjakan kasus COVID-19 belakangan ini merupakan akibat dari mobilitas yang tidak terkontrol dan prilaku masyarakat yang sulit disiplin.

"Semua ini terjadi karena mobilitas tidak terkontrol. Jadi kenaikan ini terjadi karena pergerakan masyarakat sulit diminta agar disiplin," tegasnya.