Bagikan:

JAKARTA - Polisi menyebut banyak masyarakat yang melawan petugas ketika diminta putar balik di lokasi penyekatan saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Tapi, sampai saat ini langkah penindakan belum dilakukan.

"Ya di setiap titik (penyekatan) ada. Tapi kita tetap melayani dengan persuasif, sabar, humanis," ucap Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan, Senin, 5 Juli.

Langkah prefentif baru akan dilakukan jika ada masyarakat yang tak mendengar tiga kali peringatan dari petugas. Penindakan pun bisa dilakukan sesuai dengan Undang-Undang.

"Kecuali kalau yang memang ngeyel dan sudah 3 kali diperingatkan oleh petugas. Maka, berdasarkan Undang-Undang kita bisa melakukan penindakan pada yang bersangkutan karena melawan petugas," ungkap Sambodo.

Meski demikian, sampai saat ini belum ada satu orang pun yang ditindak. Semua masyarakat masih bisa diarahkan memutar balik kendaraannya.

"Semua diputar balik. Memang kita hanya putar balik, kita imbau untuk dia kembali," tandas Sambodo.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyebut kemacetan tidak akan bisa dihindari selama penerapan skema penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Sebab, masyarakat masih saja membandel dengan tetap melakukan mobilitas.

"Kemacetan itu kan termasuk yang tidak bisa kita hindari karena kami menegakkan aturan. Kami harus memeriksa satu persatu kendaran apakah dia termausk sektor kritikal dan esensial," ucap Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan, Senin, 5 Juli.

Terlebih, dari hari ketiga PPKM ini jatuh pada awal pekan. Sehingga, masyarakat yang tinggal di luar Jakarta mencoba masuk untuk bekerja.

Tapi, mereka tidak akan diperbolehkan masuk jika tidak masuk dalam sektor ktitikal dan esensial. Mereka pun harus putar balik ke rumah masing-masing.

"Hari Senin ini adalah hari ketiga sekaligus hari pertama PPKM Darurat pada masa weekday. Di mana orang bekerja dan ribuan orang dari luar Jakarta masih berusaha masuk ke Jakarta. Padahal mungkin dia bukan bekerja pada sektor yang kritikal dan esensial," papar Sambodo.