Bagikan:

JAKARTA - Dubes Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Essam bin Abed Al-Thaqafi mengungkapkan bahwa hubungan diplomatik antara Arab Saudi dengan Indonesia hingga saat ini masih sangat baik. Terutama, kerjasama di bidang pendidikan.

"Itu sangat baik sekali, dimana Arab Saudi sudah memberikan 500 beasiswa pendidikan kepada para pelajar Indonesia untuk belajar di Arab Saudi," ujar Essam saat berbincang melalui webinar, Rabu, 30 Juni.

Diantaranya, lanjut dia, yakni di Universitas Islam Madinah, Wali Songo di Riyadh, dan universitas-universitas lainnya juga terbuka untuk pelajar Indonesia.

Essam mengungkapkan, para pelajar Indonesia di Arab Saudi bukan hanya belajar tentang syariah islam tetapi, kerajaan Arab juga menerima beasiswa bagi pelajar Indonesia di bidang kedokteran, arsitektur dan lainnya.

"Arab juga telah membuka lembaga pendidikan di Indonesia dimana saat ini, sudah memiliki 4 cabang, Jakarta,  Semarang, Surabaya, dan Makasar. Dimana semua cabang ini mengajarkan syariat islam dan bahasa Arab," ungkapnya.

Bahkan, sambungnya, di Universitas Padang saat ini akan meresmikan sebuah markas khusus mengintensifkan kegiatan Arab Saudi. Dimana keduanya akan sering melakukan workshop, seminar, diskusi dan itu bermanfaat bagi pelajar Universitas Padang.

Arab Saudi Tak Lagi Andalkan Minyak sebagai Sumber Penghasilan 

Selain pendidikan, Essam menyebutkan bahwa hubungan ekonomi antara Indonesia dan Arab Saudi juga berjalan baik. Perusahaan minyak terbesar di Arab Saudi, Saudi Aramco juga hingga saat ini masih menjalin kerjasama dengan perusahaan minyak Indonesia, PT Pertamina. 

"Seperti anda tahu perusahaan minyak terbesar Arab Saudi memiliki hubungan baik dengan perusahaan minyak di Indonesia, yaitu Pertamina. Yang mana sejauh informasi yang saya tahu bahwa hubungan antara kedua perusahaan minyak raksasa ini cukup baik dan keduanya sedang berusaha membuka investasi pengembangan di sektor minyak tersebut untuk kepentingan kedua negara," tuturnya.

Namun, kata Essam, saat ini Arab Saudi tengah menuju pada sebuah arah yang tidak lagi mengandalkan atau bergantung pada minyak sebagai sumber penghasilan negara. Dimana, minyak menjadi andalan Arab Saudi sejak puluhan tahun lamanya.

"Sesuai dengan visi 2030 yang membuat Arab Saudi semakin terbuka untuk membuka investasi-investasi disisi pariwisata dan lainnya. Terutama juga di tourism, di mana Arab Saudi sangat konsen sekali meningkatkan sektor tersebut. Ini merupakan kebijakan Arab Saudi mengikuti arah perkembangan global saat ini, di mana semua negara berupaya untuk meminimalisir atau menjaga lingkungan," ungkapnya.

Jadi, lanjutnya, ekonomi yang ramah lingkungan menjadi pelopor bagi kerajaan Arab Saudi dalam membuat kebijakan ekonominya. Meskipun ketergantungan dunia pada minyak itu besar tetapi perlahan dunia akan masuk pada era dimana orang-orang tak lagi bergantung pada minyak.

Arab Saudi Akui Jamaah Haji Indonesia Sangat Tertib 

Disamping soal kerjasama kedua negara, Essam mengakui bahwa para jemaah haji Indonesia sangat tertib dan disiplin. Bahkan, kata dia, ketertiban jemaah haji Indonesia sangat memberikan dampak kemudahan bagi para petugas haji yang membantu jemaah ini berhaji dan berumrah. 

"Ya semakin nyaman karena jamaah haji Indonesia sangat tertib dan disiplin sehingga pelaksanaan ibadah haji itu bisa lebih terasa lebih ringan. Padahal jumlah jemaah haji Indonesia itu besar tapi karena ketertiban dan kedisiplinan seolah mereka tidak ada, saking tidak terlihat adanya kekacauan permasalahan," puji Essam.

Hubungan Pers Indonesia dengan Arab Saudi Baik

Begitupula dengan insan pers Indonesia, Essam menuturkan bahwa hubungan media tanah air dengan kerajaan Arab Saudi juga sangat bagus. 

Diketahui, beberapa waktu lalu pembatalan haji 2021 sempat menjadi polemik hingga kedutaan Arab Saudi mengirimkan surat klarifikasi kepada DPR RI.

"Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan pers Indonesia dan media-media. Di masa tugas saya beberapa kali mengunjungi stasiun televisi untuk wawancara dan juga kunjungan-kunjungan ke media. Tapi karena Covid akhirnya belum lagi terlaksana," katanya.

Namun, Essam menyarankan pers Indonesia agar lebih menggali informasi lain dari Arab Saudi selain persoalan haji dan umrah. Misalnya, pariwisata atau budaya bisa diberitakan.

"Tapi satu hal yang ingin saya sampaikan bahwa media Indonesia masih cenderung melihat Arab Saudi dari sisi haji dan umrah saja, padahal banyak hal-hal yang bisa sama-sama digali di Arab Saudi, tidak hanya masalah atau urusan haji dan umrah saja, tapi wawasan budaya dan sebagainya. Ini merupakan kekayaan yang itu bisa menguatkan hubungan antara Pers Indonesia dan kerajaan Arab Saudi," kata Essam menyarankan.

Lantas bagaimana pengaruh pandemi COVID-19 terhadap ekonomi Arab Saudi?

Essam menuturkan, bahwa COVID-19 ini telah menimpa semua negara termasuk Arab Saudi. Di Arab sendiri, ekonomi terkoreksi cukup dalam, bahkan ada sekitar 50 sampai 60 ribu warga berada diluar Arab Saudi. 

"Dan kami menerapkan kebijakan untuk memperketat masuknya mereka. Nah kerajaan Arab Saudi akhirnya membuat kebijakan untuk bisa memfasilitasi semua warganya yang berada di luar. Pertama mulai dari mencari penginapan, memfasilitasi makan dan sebagainya dan itu berjumlah sangat besar sekali hingga 50-60 ribu orang diluar Arab Saudi. Mereka rata-rata bertahan dan tidak bisa masuk ke dalam Arab Saudi dalam waktu 1 hingga 2 bulan,"

"Setelah mereka masuk pun mereka harus dikarantina di sebuah tempat. Tentu kami memberikan pelayanan makanan dan sebagainya untuk kebutuhan mereka dan itu merupakan sebuah biaya yang tidak sedikit untuk kami. Itulah yang sangat berdampak sekali terhadap  ekonomi kerajaan Arab Saudi," urainya.

Namun, kerjaan Arab Saudi bersyukur sebab saat ini pencapaian program vaksinasi di negara sudah mencapai 50 persen.

"Disisi lain vaksinasi, Alhamdulillah saat ini sebagian besar dari warga negara Arab Saudi sudah divaksin jadi kalau bisa dikatakan sudah 50 persen mendapatkan vaksinasi dan itu gratis diberikan oleh kerajaan. Bukan warga Saudi saja tapi orang-orang yang tinggal di sana pun juga diberikan vaksin secara gratis oleh kerajaan Arab Saudi," tandas Essam.