Pembatasan Kegiatan dalam Rayakan Idulfitri di Tepi Barat
Ilustrasi foto (Dan Meyers/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Betlehem kini berjuang untuk hidup kembali tepat pada waktunya, yaitu ketika liburan Idulfitri. Hampir tiga bulan lamanya kota tersebut menjadi kota pertama di Tepi Barat yang melakukan penutupan akibat mewabahnya virus corona baru atau COVID-19.

Dilansir Reuters, kota ini hidup kembali setelah Otoritas Palestina melonggarkan pembatasan kegiatan di beberapa kota, termasuk Betlehem. Pelonggaran dilakukan juga sebagai upaya persiapan dan penyambutan Idulfitri, yang dirayakan pada Sabtu 23 Mei atau Minggu 24 Mei di Palestina. 

Beberapa kota yang tidak terlalu terkena dampak COVID-19 diizinkan untuk membuka toko-toko, bisnis, dan bank. Tetapi untuk membatasi pertemuan massa yang biasanya terkadi selama liburan Idulfitri, otoritas Palestina mengatakan bahwa selama tiga hari saat libur Idulfitri, penutupan akan kembali dilakukan di Tepi Barat.

Tentunya aturan ini membingungkan banyak masyarakat. Banyak warga yang baru saja merasakan meriahnya menjelang Idulfitri namun kembali menghadapi bahwa daerahnya akan kembali melakukan penutupan. Penutupan diperkirakan akan membuat orang merayakan Idulfitri dengan cara yang tidak biasa. Tidak ada lagi Idulfitri yang identik dengan mengadakan perkumpulan keluarga, mengenakan pakaian baru, dan mengadakan piknik di taman.

"Orang-orang ingin merayakan meski ada virus coona, terlepas dari situasi yang ada, dan meski menderita. Aku percaya situasi ini sangat berbahaya," kata warga Betlehem, Khaled Abdel-Moati. 

Otoritas Palestina telah mencatat terdapat 388 kasus COVID-19 dan dua di antaranya meninggal dunia. Tetapi beberapa orang meyakini bahwa angka tersebut mengakibatkan itu reaksi berlebihan dan menyebabkan masalah ekonomi.

"Toko-toko buka, tetapi tidak ada orang di dalamnya," kata Yasser Jawariesh, dari kota Beit Jala.

Sementara di Gaza, di mana belum ada kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di luar pusat karantina, para pejabat Hamas mengatakan lockdown penuh belum diperlukan. Orang-orang berduyun-duyun masuk ke pasar dan toko-toko, hanya beberapa di antaranya yang memakai masker. 

Pembukaan masjid

Masjid Al Aqsa di Yerusalem diketahui akan dibuka kembali untuk jamaah setelah liburan Idulfitri. Masji kembali buka setelah dua bulan ditutup karena pandemi COVID-19. 

"Dewan memutuskan untuk mencabut penangguhan terhadap jamaah yang memasuki Masjid Al Aqsa setelah liburan Idulfitri," dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa 19 Mei oleh Wakaf Islam Yerusalem.

Masjid Al Aqsa, situs paling suci ketiga Islam, ditutup pada Maret untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun sebagai bagian dari langkah-langkah di seluruh dunia untuk menekan penyebaran virus corona baru.

Direktur masjid, Omar al-Kiswani, mengatakan bahwa ia berharap tidak ada batasan pada jumlah jamaah. Ia juga menambahkan bahwa badan pemerintahan akan mengumumkan mekanisme dan langkah-langkah yang nantinya diberlakukan untuk menghindari penularan virus. 

Sementara masjid-masjid lainnya di Tepi Barat dan Gaza telah melakukan pembukaan kembali secara bertahap mulai 22 Mei.