JAKARTA - Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja menghimpun hasil survei dari beberapa peserta penerima manfaat gelombang pertama hingga ketiga yang telah selesai melaksanakan pelatihan dan menerima insentif. Berdasarkan data yang masuk, 16 persen peserta program ini menggunakan bantuan tunai untuk membayar utang.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, hingga 18 Mei, pihaknya mencatat sebanyak 500 peserta sudah mengisi survei yang disediakan. Ia mengatakan, salah satu pertanyaan dalam survei memang menyinggung soal pemanfaatan insentif tunai yang diberikan pemerintah kepada peserta.
"Sebanyak 16 persen peserta menjawab menggunakan bantuan tersebut untuk membayar kredit atau utang," tuturnya, dalam video conference bersama wartawan, Selasa, 19 Mei.
Kemudian, lanjut Denni, 23 persen peserta lainnya menjawab menggunakan insentif untuk menabung di tengah kondisi pandemi virus corona atau COVID-19.
"Sedangkan paling banyak menjawab untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menambah modal usaha," tuturnya.
Seperti diketahui, pemerintah menggelontorkan insentif sebesar Rp3,55 juta untuk penerima manfaat Kartu Prakerja, dari total jumlah bantuan itu, sebanyak Rp1 juta digunakan untuk ongkos pelatihan yang tidak bisa dicairkan secara tunai.
Kemudian, Rp2,4 juta sisanya yang diterima peserta setelah dipotong biaya pelatihan merupakan insentif tunai yang diberikan bertahap selama empat bulan. Tiap bulan, peserta akan menerima bantuan Rp600 ribu dan Rp150 ribu lainnya diberikan untuk biaya tiga kali survei.
BACA JUGA:
Perlu diketahui bahwa pelatihan online adalah syarat yang bersifat wajib dipenuhi oleh peserta program Kartu Prakerja untuk mendapatkan insentif tunai tersebut.
Selain itu, Denni menjelaskan, survei dengan biaya Rp150 ribu ini juga menanyai peserta tentang motivasinya mengikuti pelatihan dari program Kartu Prakerja.
Menurut Denni, hasil dari survei mengatakan bahwa mayoritas peserta mengakui ingin mendapatkan kursus yang sesuai dengan kebutuhan kerja. Kemudian, alasan lainnya adalah peserta ingin mengembangkan diri menjadi wirausaha.
"Kemudian jawaban selanjutnya mereka ingin memperoleh tambahan penghasilan. Jadi, dari respons yang masuk, terlihat bahwa penerima manfaat ini rasional dan cerdas memilih pelatihan," jelasnya.
Denni menjelaskan, dari seluruh peserta yang terjaring dalam tiga gelombang, sebanyak 350 ribu orang telah menuntaskan pelatihan, dan dari jumlah itu sebanyak 300 ribu orang sudah terdata mendapatkan insentif pasca-pelatihan.
Sekadar informasi, hingga gelombang tiga, jumlah pendaftar Kartu Prakerja telah mencapai 10,4 juta orang. Sedangkan jumlah peserta yang terseleksi selama tiga kali pendaftaran adalah sebanyak 680 ribu orang.