Bagikan:

JAKARTA - Jelang Hari Raya Idulfitri, pemerintah melalui Kementerian Sosial berpacu untuk memberikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat. Bersama PT Pos Indonesia, Kemensos menargetkan sebanyak 8.366 juta kepala keluarga harus mendapatkan bantuan paling lambat sehari sebelum Idulfitri atau Sabtu 23 Mei.

"Target penyaluran minggu ini sampai dengan hari Sabtu, satu hari sebelum lebaran, kita sudah mengunci target yang akan kita salurkan adalah sekitar 8.366 juta kepala keluarga," kata Menteri Sosial Juliari P. Batubara dalam konferensi pers secara dari di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 19 Mei.

Dia menerangkan, agar target tersebut tercapai, PT Pos harus bisa menyalurkan bantuan kepada 800 ribu kepala keluarga setiap harinya.

Juiari menambahkan, saat ini sudah ada 3.371 juta kepala keluarga yang menerima bansos tunai tahap pertama dengan nilai Rp600 ribu per kepala keluarga.

"Sisanya, sekitar 8,3 juta kepala keluarga dikurangi 3,7 kepala keluarga berarti kurang lebih 4,6 juta kepala keluarga yang akan kita kebut penyalurannya minggu ini sampai dengan hari Sabtu," jelas dia.

Mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan, PT Pos sudah menyanggupi dan akan melaksanakan pendistribusian bansos ini secara tepat.

Peran kantor pos 

Juliari juga memerintahkan PT Pos agar ada penambahan jumlah loket di kantor pos untuk menambah daya penyaluran bansos. Dia juga memerintah seluruh kantor pos untuk menambah jam operasional. 

"Setiap kantor pos saya minta buka sampai jam 10 malam untuk melakukan pembayaran," tegas dia.

PT Pos Indonesia, kata dia, juga harus memanfaatkan tempat lain agar bansos ini bisa segera dicapai oleh masyarakat. Termasuk memanfaatkan kantor balai desa maupun kelurahan, dan membuat gerai baru yang bekerjasama dengan komunitas di wilayah yang memerlukan penyaluran bansos tunai.

Kemudian, PT Pos Indonesia juga bisa menggunakan sarana tidak tetap seperti tenda yang dibangun dan di lengkapi oleh meja dan kursi guna membludaknya antrian. Tapi, Juliari mengingatkan protokol kesehatan terhadap pencegahan COVID-19 harus diperhatikan.

"Jadi untuk minggu ini kita harapkan sampai Sabtu, bisa tercapai hingga 8,3 juta kepala keluarga dan dengan upaya tadi, kita bisa menargetkan penyaluran sekitar 800 ribu kepala keluarga tiap harinya," ujarnya.

Penyaluran bansos bermasalah

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengakui adanya masalah dalam penyaluran bantuan sosial untuk masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Padahal, dia ingin bantuan tersebut bisa segera sampai ke tangan penerimanya tanpa memakan waktu yang lama.

"Ternyata memang di lapangan banyak kendala dan problemnya adalah masalah prosedur yang berbelit-belit," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai penyederhanaan prosedur bansos tunai dan BLT dana desa yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Kabinet, Selasa, 19 Mei.

Dalam kondisi luar biasa seperti pandemi COVID-19 sekarang ini, dia menegaskan, jangan lagi ada prosedur yang berbelit dalam penyaluran bantuan sosial tersebut. Sebab, yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini adalah kecepatan penerimaan bantuan.

Sehingga, dia meminta para menterinya untuk bisa menyederhanakan prosedur yang berbelit tersebut. "Saya minta aturan dibuat sesimpel mungkin, sesederhana mungkin tanpa mengurangi akuntabilitas. Sehingga pelaksanaan di lapangan bisa fleksibel," tegas dia.