Bagikan:

JAKARTA - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menilai adanya keanehan dari peluncuran Sekretariat Nasional (Seknas) pemenangan Jokowi-Prabowo Subianto untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

“Kalau sekretariat pemenangan yang lain-lain itu sih enggak masalah, tapi bentuk sekretariat Jokpro ini kan aneh,” ujar Dasco yang dikutip Sabtu, 19 Juni.

Anehnya, kata Dasco, relawan tersebut sama saja memunculkan wacana memajukan kembali Presiden Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2024. Terlebih, masa jabatan 3 periode tidak lah mudah dan ada sejumlah hal yang perlu ditempuh.

Utamanya, amandemen UUD 1945 agar bisa merevisi masa jabatan presiden selama 3 periode. Selain itu, rencana memajukan kembali Jokowi juga perlu menghitung eskalasi serta opini dari masyarakat.

“Apakah organisasi ini bisa meramal bahwa amandemen bisa dirubah gitu loh? Ya tapi namanya aspirasi masyarakat ya biarin ajalah,” kata wakil ketua DPR itu.

Diketahui, sekelompok orang mendeklarasikan terbentuknya relawan Jokowi-Prabowo untuk maju dalam pemilihan presiden 2024. Kelompok relawan ini kemudian mengatasnamakan diri sebagai Relawan JokPro. 

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari yang sekaligus menjadi penasehat relawan JokPro mengungkapkan, munculnya ide wacana memasangkan Jokowi-Prabowo dalam pilpres mendatang berasal dari berbagai kalangan agar Presiden Joko Widodo bisa melanjutkan masa jabatannya sebagai presiden atau menjabat tiga periode.

Qodari optimistis, hadirnya satu pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024 bisa menekan potensi polarisasi di tengah masyarakat.

"Supaya enggak terjadi polarisasi ekstrem, maka Jokowi-Prabowo gabung aja. Cebong dan kampret gabung. Lawan kotak kosong insyallah polarisasi akan turun. Akan aman damai dan lancar," kata dia," ucap M. Qodari.