Berbulan ke Depan, Kematian Anak Bisa Capai Enam Ribu per Hari Akibat Pandemi
Ilustrasi foto (Rene Bernal/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan, enam ribu anak di seluruh dunia terancam meninggal setiap harinya akibat pandemi COVID-19 selama enam bulan ke depan. Sebuah penelitian mencatat Indonesia masuk ke dalam kategori negara dengan tingkat kematian tertinggi pada skenario terburuk.  

Seperti diketahui, dampak global dari pandemi dapat mengganggu program kesehatan ibu dan anak, seperti keluarga berencana, perawatan melahirkan, serta program prapersalinan, termasuk vaksinasi.

Itu bisa meningkatkan angka kematian balita sebanyak 1,2 juta hanya dalam waktu enam bulan, menurut analisis Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health yang dipublikasikan Jurnal Kesehatan Lancet Global.

Proyeksi ini bisa memukul mundur kemajuan upaya pencegahan kematian anak selama sepuluh tahun ke belakang, kata badan anak-anak PBB, UNICEF, dikutip The Guardian.  

"Pandemi ini berdampak luas. Tidak diragukan lagi ini adalah krisis global terbesar dan paling mendesak yang dihadapi anak-anak sejak perang dunia kedua," kata direktur eksekutif UNICEF Inggris, Sacha Deshmukh. 

Kata Deshmukh, akibat pandemi, kehidupan anak-anak menjadi kacau di seluruh dunia. Sistem pendukungnya terenggut, pendidikan mereka tertunda, hingga ruang lingkupnya  jadi terbatas.

Penelitian Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health ini menggarisbawahi betapa pandemi mengganggu rantai pasokan medis di negara-negara dengan sistem kesehatan yang masih lemah. Sementara kunjungan-kunjungan ke pusat kesehatan menurun akibat karantina wilayah, jam malam, gangguan transportasi, dan ketakutan terinfeksi virus.

Penelitian ini melihat tiga model skenario yang bisa terjadi di negara berpenghasilan menengah ke bawah. Dalam skenario paling optimis, negara yang layanan kesehatannya berkurang sebanyak 15 persen akan mengalami peningkatan kematian balita sebesar 9,8 persen --diperkirakan 1.400 anak per hari. Sementara, angka kematian ibu bisa melonjak 8,3 persen. 

"Perkiraan kami didasarkan pada asumsi tentatif dan mewakili berbagai hasil," seperti tertulis pada laporan. 

Negara-negara yang diproyeksikan memiliki angka kematian tertinggi dalam skenario terburuk yakni Bangladesh, Brasil, Ethiopia, India, Pakistan, Uganda, termasuk Indonesia. UNICEF telah berseru kepada mereka yang terkena dampak pandemi.