JAKARTA - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri sempat menjadi bulan-bulanan warganet yang menganggap karya ilmiah yang dibuatnya sebagai syarat meraih gelar Profesor Kehormatan dengan status guru besar tidak tetap dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI seperti memuji dirinya sendiri.
Sindiran ini muncul karena karya ilmiah yang ditulis dirinya bertajuk Kepemimpinan Presiden Megawati Pada Era Krisi Multidimensi 2001-2004.
Menanggapi sindiran ini, Megawati mengaku tak ambil pusing. Hal ini disampaikan dalam orasi ilmiah penetapan dirinya sebagai Profesor Kehormatan Unhan RI.
Menurutnya, dia sudah kerap mendapatkan banyak keistimewaan mengingat ayahnya, Soekarno adalah Presiden RI pertama. Bahkan, pada 1947 silam saat dirinya lahir, kabar tersebut diumumkan melalui kementerian yang kini disebut Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Ada pengumunan kan dulu kan presiden dibilang paduka yang mulia, dari paduka mulia Doktor Insinyur Soekarno telah lahir bla, bla, bla. Terus saya sudah langsung dijaga kan, (padahal) masih bayi, loh," kata Megawati dalam orasinya yang ditayangkan secara daring di YouTube Universitas Pertahanan Official, Jumat, 11 Juni.
Mendapat keistimewaan sejak lahir, tentu membuat dirinya berbeda dengan anak lainnya. Namun, ketika dewasa dia tetap berhasil dalam dunia politik bahkan pernah menjadi Presiden RI periode 2001-2004.
Sehingga, dia merasa tak perlu menjadi orang yang memuji dirinya sendiri. Apalagi, sampai memuji lewat karya ilmiah tentang keberhasilan dirinya saat memipin Tanah Air keluar dari keterpurukan era orde baru.
"Jadi kan kalau dipikir ada yang bilang saya mau muji-muji diri saya, mau sok-sokan lah, sudah opo yo? Sudah wareg, sudah kenyang. Jadi presiden sudah, anak presiden sudah, alhamdulillah," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri resmi bergelar Profesor Kehormatan dengan status guru besar tidak tetap oleh Universitas Pertahanan (Unhan) RI. Pemberian gelar ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Mendikbudristek RI Nomor 33271/mpk.a/kp.05.00/2021 yang ditandatangani oleh Nadiem Makarim.
"Terhitung mulai 1 Juni 2021 diangkat dalam jabatan profesor dalam ilmu kepemimpinan strategi. Ditetapkan di Jakarta pada 20 Mei 2021. Mendikbudristek RI Nadiem Anwar Makarim," demikian disampaikan Sekretaris Senat Akademik dalam acara yang ditayangkan di akun YouTube Universitas Pertahanan Official pada Jumat, 11 Juni.
Dalam acara pemberian gelar ini, Megawati yang jugaKetua Umum PDI Perjuangan ini didampingi tiga anaknya yaitu Mohammad Rizki Pratama, Puan Maharani dan Prananda Prabowo. Selain itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra juga tampak dalam acara tersebut.
Tak hanya itu, sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju. Mereka yang hadir adalah Mendikbudristek Nadiem Makarim, Menteri Sekretariat Kabinet Pramono Anung, hingga Menteri Sosial Tri Rismaharini.
BACA JUGA:
Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian mengatakan Megawati Soekarnoputri adalah seorang putri terbaik bangsa Indonesia yang sudah membuktikan keberhasilan sebagai anggota DPR, Wakil Presiden, bahkan menjadi Presiden.
"Di kalangan pemimpin dunia, belum ada seorang wanita dapat menjabat berturut-turut sebagai Wakil Presiden dan Presiden. Sejarah dunia juga mencatat tidak banyak seorang presiden yang juga putri dari seorang presiden sebelumnya," kata Amarulla dalam kata sambutannya.
Dirinya memandang, putri Proklamator RI Soekarno ini adalah sosok pemimpin nasional yang mampu membawa negara dan bangsa Indonesia melalui masa-masa sulit pasca Reformasi 1998.
"Dengan karakter dan wibawa yang kuat, beliau mampu menyelesaikan krisis multidimensi dan meletakkan pondasi yang kuat bagi tata negara dan tata pemerintahan yang terbukti kebenarannya sampai dengan masa kini," jelasnya.