Kasus COVID-19 Melonjak, Petugas Gabungan Patroli Larang Warga Bangkalan Keluar Rumah
Petugas berkeliling dengan pengeras suara melarang warga di Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, Jawa Timur keluar rumah menyusul banyaknya warga di wilayah itu yang terkonfirmasi positif COVID-19 (ANTARA)

Bagikan:

BANGKALAN - Petugas keagamanan dari unsur polisi dan TNI berkeliling dengan pengeras suara melarang warga di Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, Jawa Timur keluar rumah menyusul banyaknya warga di wilayah itu yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Ini sebagai bentuk antisipasi penyebaran COVID-19, mengingat ledakan kasus virus corona di Bangkalan ini tergolong sangat mengkhawatirkan," kata Kapolres Bangkalan AKBP Didik Hariyanto dikutip Antara, Senin, 7 Juni. 

Selain di Kecamatan Arosbaya, siaran keliling yang berisi larangan kepada masyarakat agar tidak keluar rumah juga dilakukan petugas gabungan di tiga kecamatan lain, yakni di Kecamatan Bangkalan, Geger dan Kecamatan Klampis, Bangkalan.

Polisi juga menggerakkan para personelnya untuk terjun ke desa-desa menyampaikan imbauan secara langsung ke masyarakat dengan melibatkan Babinkamtibmas.

"Jadi, Babinkamtibmas dan Babinsa sama-sama kita terjunkan untuk menyampaikan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat," katanya.

Selain menyampaikan larangan keluar rumah, siaran keliling oleh petugas gabungan ini, juga menyampaikan pesan agar warga Bangkalan tidak bepergian ke Surabaya, karena saat ini Surabaya memperketat warga Madura yang hendak masuk wilayah itu.

Kasus lonjakan COVID-19 di Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur ini terjadi setelah libur Lebaran.

Menurut data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan saat menyampaikan paparan dalam rapat koordinasi dengan Dinkes Jatim di Pendopo Agung Pemkab Bangkalan, Minggu, 6 Juni, jumlah kasus aktif baru COVID-19 di Bangkalan kini sebanyak 169 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 34 kasus.

Sebaran kasus ini di empat kecamatan, yakni Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, Geger dan Kecamatan Klampis.

Dari total 169 kasus itu, sebanyak 18 orang diantaranya merupakan tenaga medis di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu dan di Puskesmas Arosbaya, Bangkalan.

Khusus untuk RSUD Ratu Ebo Bangkalan, Pemprov bahkan mempersiapkan penambahan tempat tidur perawatan pasien guna relaksasi rumah sakit yang kini memang angka huniannya sudah cukup tinggi.

Pemprov Jatim juga terus melakukan tracing dan testing secara ketat pada masyarakat yang berkontak erat.

"Penanganan holistik harus dilakukan, terutama untuk tracing dan testing serta menurunkan BOR (keterisian tempat tidur). Karena saat ini BOR di Bangkalan terus meningkat, yaitu di RSUD Bangkalan ada 90 tempat tidur, namun yang terpakai sudah 73 unit," kata Kepala Dinkes Jatim dr Herlin Ferliana.