JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak melaksanakan mudik lebaran di tengah pandemi COVID-19. Lewat akun media sosialnya, Jokowi meminta masyarakat untuk menahan diri demi melindungi sanak keluarga di kampung.
Melalui sebuah tayangan animasi singkat, Jokowi menyampaikan risiko penularan COVID-19 yang mungkin saja terjadi ketika masyarakat mudik. Pesan ini disampaikannya, karena kurang dari dua setengah minggu lagi hari raya Lebaran akan tiba.
"Hari-hari ini, pada tahun-tahun yang lampau, biasanya kita sedang menanti-nanti saat untuk mudik Lebaran, ke kampung halaman untuk bertemu orang tua, kerabat, dan handai taulan. Tapi dunia tengah dicengkeram pandemi Covid-19," tulis Jokowi dalam akun instagramnya, Sabtu 9 Mei.
Dijelaskan Jokowi, keputusan untuk tidak mudik di tahun ini bukan berarti tidak menujukkan kasih sayang dengan sanak keluarga di kampung halaman. Melainkan sebuah keputusan bijaksana untuk melindungi sanak keluarga dari pandemi COVID-19.
"Dengan bersabar menahan rindu di perantauan, kita telah mengambil peran dalam memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Kita tidak mudik karena kita sayang kepada keluarga," tulis Jokowi.
Bersama tulisan itu, Jokowi juga mengunggah sebuah video berdurasi 4 menit 36 detik, yang menjelaskan bagaimana mudik dapat menjadi medium penyebaran virus corona. Oleh karena itu, Jokowi berharap masyarakat dapat menunda mudik lebaran tahun ini. Pemerintah sendiri sebelumnya telah menerbitkan aturan terkait larangan mudik.
"Tidak mudik adalah cara paling bijaksana untuk melindungi keluarga di kampung,"
Sejatinya pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait larangan mudik lebaran tahun 2020. Tujuannya agar memutuskan mata rantai penularan dengan pemberlakukan protokol kesehatan yang ketat, hingga pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar, selama darurat bencana COVID-19.
Yang di Kampung Juga Jangan Berkerumun
Di sisi lain, Presiden Jokowi juga meminta peran serta masyarakat untuk turut andil dalam bagian menurunkan angka penularan COVID-19 di Indonesia. Selain tidak mudik, masyarakat juga diharapkan bisa ikut melaksanakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB secara disiplin.
Apalagi sejak awal pemerintah memilih kebijakan PSBB dan bukannya karantina wilayah atau lockdown. Dengan membatasi kegiatan di tempat umum atau di fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antarorang.
“Artinya, dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas, tetapi memang dibatasi. Masyarakat juga harus sadar membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar,” kata Jokowi seperti dikutip dari laman Setpres.go.id.
Upaya tersebut harus terus dilakukan untuk menghambat penyebaran Covid-19. Di samping itu ia, juga ingin agar roda perekonomian masih tetap berjalan di tengah situasi pandemi saat ini. Untuk itu, masyarakat masih bisa beraktivitas secara terbatas, tetapi harus disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan.
"Saya melihat di beberapa daerah dari informasi yang saya terima, jalannya sepi tetapi di kampungnya masih berkerumun ramai, di kampungnya masih banyak yang bergerombol ramai. Padahal interaksi fisik itu harus dikurangi, harus jaga jarak, harus bermasker, harus sering cuci tangan sehabis kegiatan,” lanjutnya.
Berdasarkan data terkini, Sabtu 9 Mei, jumlah pasien terpapar COVID-19 di Indonesia mencapai 13.645 orang. Sedangkan jumlah pasien meninggal mencapai 959 orang, sementara 2.607 pasien di antaranya berhasil dinyatakan sembuh.