Cara KLHK Latih Kelompok Tani Hutan Sosial di Tengah COVID-19
E-learning (Foto: KLHK)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), membuat pelatihan jarak jauh atau e-learning untuk pendamping dan petani Perhutanan Sosial.

Adapun e-learning ini merupakan kerja sama Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) dengan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (Ditjen PSKL). 

Pelatihan jarak jauh ini masing-masing diselenggarakan oleh pusdiklat LHK dan 7 Balai diklat LHK di seluruh Indonesia. Jumlah peserta yang mengikuti e-learning kurang lebih 500 orang pendamping dan petani dari kelompok Perhutanan Sosial di berbagai tempat di Indonesia.

Kepala BP2SDM, KLHK, Helmi Basalamah berharap, kegiatan ini bisa menciptakan tenaga pendamping Perhutanan Sosial di berbagai wilayah Indonesia. Sehingga percepatan dan peningkatan kualitas program Perhutanan Sosial dapat tercapai.

Helmi dalam laporannya kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menyampaikan bahwa peserta sangat antusias terhadap pembelajaran jarak jauh ini. Metode ini merupakan hal baru bagi petani. Mereka menyadari ternyata hanya dengan menggunakan smartphone atau laptop dan koneksi internet dapat mengikuti pelatihan dan mendapatkan pengetahuan dari narasumber yang kompeten tanpa harus pergi dari tempat tinggalnya.

"Peserta pelatihan aktif dan antusias dalam proses pembelajaran melelui videoconference dengan aktif memberikan pendapat, pertanyaan, penyelesaian quiz, serta membuat tugas mandiri," kata Helmi dalam laporannya kepada Menteri LHK Siti Nurbaya, Sabtu 2 Mei.

Kata dia, seluruh peserta mengikuti pelatihan dengan baik dan mendapat predikat lulus. Peserta kemudian berhak mendapatkan sertifikat pelatihan dengan memenuhi aspek penilaian yang meliputi: Kehadiran/Partisispasi (bobot 10 persen), Nilai Akademis (menjawab soal di setiap materi/kuis) (bobot 40 persen), Tugas catatan mandiri (bobot 20 persen), Tugas Rencana Tindak Lanjut Paska Pelatihan (bobot 20 persen), Sikap dan Prilaku (bobot 10 persen) 

Menurut Helmi, metode e-learning ini dirancang untuk meneyelenggarakan pelatihan yang mudah, murah, efektif dan efisien serta dapat menjangkau masyarakat di penjuru nusantara.

"Kerjasama tim antara tutor, admin dan panitia mutlak diperlukan ketika proses pembelajaran online. Kesamaan konsep dan persepsi antara tutor yang saling berjauhan sangat penting, sehingga proses pembelajaran lancar, tepat waktu, tidak terganggu sinyal ataupun gangguan lainnya," kata dia.

Sementara Direktur Jenderal PSKL Bambang Supriyanto menyampaikan, kolaborasi yang kuat seluruh elemen di BP2SDM dan Direktorat Jenderal PSKL menjelma menjadi Super Tim yang dapat mewujudkan pelatihan e-learning Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Izin dengan baik dan lancar. 

“Antusiasme kelompok tani hutan sangat luar biasa, ditunjukan dengan kehadiran di TC dan mengerjakan exercise tata kelola hutan sosial di belajar mandiri, menjadikan  e-learning gelombang 1 ini sukses mencapai sasaran,” ujar Bambang.

Peserta yang mengikuti e-learning ini meninggalkan kesan yang baik untuk penyelenggaraan kegiatan ini. Seperti yang disampaikan oleh Pendamping Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Pemandang, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Johan Wibowo.

Johan menyampaikan bahwa kegiatan e-learning adalah kebijakan yang luar biasa, sebuah transisi teknologi menuju era digital. Ditengah situasi Pandemi COVID-19, peserta tetap dapat memperoleh pengetahuan.

Beberapa petani hutan yang mengikuti e-learning ini memberikan apresiasi yang baik untuk KLHK. Sapto, petani hutan dari Rajabasa, Lampung mengungkapkan rasa bangga dan senang dengan pelatihan jarak jauh ini. Dia berharap, semoga ada pelatihan lain untuk mendukung pengembangan usaha.

Demikian juga dengan petani hutan dari Sukabumi Jawa Barat, Sandi Mulyana. Dirinya bersyukur dapat mengikuti pelatihan dan menilai pelatihan online sesuatu yang sangat baru, dan akan menerapkannya di lapangan untuk mendukung kemajuan perhutanan sosial.

Petani lainnya adalah Nurdin dari Mejeni, Sulawesi Barat yang mengungkapkan bahwa materi pelatihan sangat bagus, didukung para pengajar yang sabar, baik dan kompeten mampu menjawab pertanyaan yang ada di lapangan. Nurdin akan menerapkan pengetahuan yang didapatnya untuk bekerja di lapangan.

Guna mempercepat program Perhutanan Sosial, KLHK akan meneruskan kegiatan e-learning  Perhutanan Sosial. Target hingga bulan Juni 2020 adalah 3.000 peserta yang terdiri 100 angkatan.