JAKARTA - Kabar baik muncul dari proses pembuatan vaksin untuk COVID-19. Sebuah perusahaan di Jerman, BioNTech, bekerja sama dengan farmasi raksasa Amerika Serikat (AS), Pfizer untuk memulai uji coba vaksin pada manusia. Menurut kedua belah pihak, vaksin ini disebut-sebut berpotensi dan dapat dipasok hingga jutaan vaksin pada akhir 2020.
Melansir CNN, Kamis 30 April, pihak Pfizer mengatakan akan mulai menguji vaksin di AS pada awal minggu depan dan mengatakan vaksin siap digunakan secara darurat pada musim gugur. Institut Federal Jerman untuk Vaksin dan Obat Biomedis menyetujui uji coba yang merupakan uji klinis pertama di negara itu untuk vaksin COVID-19 pada 22 April.
BioNTech yang berbasis di Mainz, Jerman, melaporkan bahwa kohort pertama peserta telah diberikan dosis vaksin potensial, BNT162, dalam studi klinis Fase 1/2. Sedangkan untuk uji coba di AS, Pfizer dan BioNTech mengatakan pihaknya akan memulai uji coba jika persetujuan peraturan sudah terbit yang diharapkan secepatnya.
"Sebanyak 12 peserta studi telah divaksinasi dengan kandidat vaksin BNT162 di Jerman sejak awal studi pada 23 April 2020," kata pihak BioNTech dalam sebuah pernyataan.
Hingga saat ini, belum ada informasi tentang hasil percobaan tersebut. BioNTech mengatakan sekitar 200 responden sehat berusia 18 hingga 55 tahun akan diberikan dosis mulai dari 1 mikrogram hingga 100 mikrogram untuk menemukan dosis optimal untuk studi lebih lanjut. "Selain itu, keamanan dan imunogenisitas vaksin akan diteliti."
"Kedua perusahaan berencana untuk bersama-sama melakukan uji klinis untuk kandidat vaksin COVID-19 yang ada di Eropa dan AS dan di beberapa lokasi penelitian," tambah Pfizer mengumumkan dalam laporan kuartal pertamanya.
"Perusahaan memperkirakan bahwa ada potensi untuk memasok jutaan dosis vaksin pada akhir 2020, tergantung pada keberhasilan teknis dari program pengembangan dan persetujuan oleh otoritas pengawas dan potensi meningkatkan kapasitas untuk menghasilkan ratusan juta dosis pada 2021."
BACA JUGA:
Pfizer bukan satu-satunya kelompok yang melakukan percobaan vaksin COVID-19 yang potensial. Pekan lalu, para ilmuwan di Jenner Institute di Oxford University, Inggris, mulai menguji vaksinnya pada manusia dan jika tergantung pada hasil uji coba, bisa siap pada awal September.
Para pihak yang terkait mengatakan bahwa lebih dari 5 program vaksin berada dalam fase uji klinis dan lebih dari 80 program dalam tahap awal. Johnson & Johnson juga berharap memiliki vaksin yang siap digunakan darurat pada awal 2021.
Upaya luar biasa sedang dilakukan untuk memangkas waktu dari proses uji coba vaksin yang biasanya memakan waktu hingga bertahun-tahun. Pada awal Maret, pimpinan tim penanganan COVID-19 AS, Anthony Fauci, mengatakan bahwa paling cepat dibutuhkan waktu hingga 18 bulan untuk mengembangkan vaksin. Namun para ahli memperingatkan risiko pemotongan fase uji coba, seperti fase pengujian pada hewan.
Beberapa kelompok telah menemukan cara lain untuk mempersingkat studi terhadap vaksin. Pembuat vaksin di India, Serum Institute, sedang menyiapkan 40 juta unit vaksin percobaan yang digunakan oleh Oxford, meskipun tidak tahu apakah itu akan berhasil.