Pfizer dan BioNTech Masuk Studi Tahap Akhir Vaksin Potensial COVID-19
Ilustrasi foto (Sumber: Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech dan pembuat obat Amerika Serikat (AS) Pfizer Inc menyatakan segera memulai studi tahap akhir vaksin COVID-19 potensial. Kandidat vaksin ini mungkin jadi yang terdepan.

Dilansir Reuters, Senin, 27 Juli, jika penelitian ini berhasil, maka perusahaan dapat mengajukan vaksin untuk persetujuan peraturan pada Oktober. Langkah ini juga memperkuat posisi Pfizer, BioNTech, dan vaksin potensial mereka dalam rencana memasok hingga seratus juta dosis di akhir 2020 dan 1,3 miliar pada akhir 2021.

Para pasien masing-masing diberikan dua dosis vaksin pembuat obat untuk membantu meningkatkan kekebalan. Artinya, seratus juta dosis pertama itu akan diberikan pada 50 juta orang.

Studi ini diharapkan mencakup sekitar 120 lokasi di seluruh dunia dan dapat mencakup hingga 30.000 peserta. Ini akan mencakup daerah yang sangat terkena dampak COVID-19.

"Inisiasi uji coba Fase 2/3 adalah langkah maju yang besar dalam kemajuan kami menuju penyediaan vaksin potensial untuk membantu memerangi pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung," kata Kepala Penelitian dan Pengembangan Vaksin Pfizer Kathrin Jansen.

Ujicoba melibatkan kandidat vaksin Pfizer yang paling menjanjikan, yang disebutnya BNT162b2. Studi sebelumnya menyaring vaksin potensial lainnya.

Pfizer telah memiliki perjanjian untuk menjual seratus juta dosis vaksinnya kepada pemerintah AS dan memberikannya opsi untuk membeli 500 juta lebih. Kesepakatan serupa juga tercapai dengan Uni Eropa.

Lebih dari 150 vaksin sedang dikembangkan melawan COVID-19 yang telah merenggut hampir 650 ribu jiwa secara global. Pandemi ini juga melumpuhkan ekonomi dalam dampak yang sangat parah.

Vaksin ini menggunakan RNA kurir kimia untuk meniru permukaan virus corona dan mengajarkan sistem kekebalan untuk mengenali dan menetralisirnya. Meski teknologi ini telah ada selama bertahun-tahun, belum pernah ada vaksin messenger RNA (mRNA) yang disetujui.

Moderna Inc juga meluncurkan ujicoba tahap lanjut dengan 30 ribu peserta pada hari Senin, 27 Juli. Johnson & Johnson akan memulai uji klinis minggu ini.