Bikin Ngeri, Bermunculannya Klaster COVID-19 Setelah Lebaran
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Beberapa hari setelah libur lebaran usai, klaster COVID-19 di lingkungan perumahan mulai bermunculan. Klaster lebaran tersebut muncul di Cipayung Dan Garut.

Tercatat, ada puluhan hingga ratusan warga yang positif COVID-19 tiap lingkungan tersebut. Hal ini diketahui setelah adanya penelusuran kontak (contact tracing) dari segelintir warga yang lebih dulu positif corona.

104 kasus di Cipayung

Sejak ditemukan puluhan kasus COVID-19 sejak beberapa hari lalu, warga RT 3 RW 3 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur yang terpapar corona bertambah menjadi 104 kasus dari 691 warga yang tinggal di RT tersebut.

Camat Cipayung, Fajar Eko Satrio menceritakan kronologi awal terjadinya peristiwa ini. Mulanya saat lebaran, ada satu keluarga besar yang merupakan warga setempat melakukan interaksi atau silaturahmi saat lebaran. Saat itu, salah seorang anggota keluarga diketahui mengalami sakit pernapasan. 

"Di sini ada satu keluarga, satu keluarga besar, satu kampung pada saat hari raya mereka interaksi. Kebetulan tidak tahu ada yang sakit, sakit bawaan atau asma," kata Fajar pada Minggu, 23 Mei.

Seseorang yang sesak napas itu hanya menduga sedang mengidap asma yang merupakan penyakit bawaannya, akhirnya ia tetap berinteraksi. Ia tak mengetahui dirinya terinfeksi COVID-19, sehingga tetap bersilaturahmi dengan orang sekitarnya dan terjadilah penularan.

"Yang bersangkutan juga tidak tahu sehingga masih berinteraksi dan penyebarannya cepat," ujar dia.

Sebanyak 51 orang dibawa ke Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran. Sisanya, melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. RT klaster lebaran ini di-lockdown hingga 2 Juni mendatang.

35 kasus di Garut

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Garut, Jawa Barat mencatat 37 warga kampung itu dikonfirmasi tertular COVID-19. Saat ini, menutup sementara akses keluar masuk Kampung Banjarsari di Desa Hegarmanah, Kecamatan Bungbulang. 

"Kampungnya di-lockdown (ditutup aksesnya), terus masih dilaksanakan tracing (pelacakan)," kata Humas Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Garut Yeni Yunita di Garut.

Menurut dia, akses keluar masuk Kampung Banjarsari ditutup sampai 27 Mei 2021 guna mencegah penularan COVID-19 meluas.

Satgas menurunkan tim untuk mendukung pengendalian penularan COVID-19 di kampung tersebut, termasuk mengawasi aktivitas warga, melakukan penelusuran kasus, dan melakukan disinfeksi wilayah.

Menurut Camat Bungbulang Caca Rifai, pemeriksaan untuk mendeteksi penularan COVID-19 juga dilakukan pada seluruh warga Kampung Banjarsari.

"Warga dari luar tidak boleh masuk, yang belum dipastikan kondisinya (bebas COVID-19) tidak boleh keluar," katanya.

Jumlah penderita COVID-19 di Kampung Banjarsari seluruhnya 37 orang. Penderita yang mengalami gejala berat menjalani karantina di rumah sakit dan penderita dengan gejala ringan atau tanpa gejala menjalani karantina di Gedung Olahraga (GOR) Desa Hegarmanah.

"Di GOR Desa, (pasien) diawasi oleh tenaga kesehatan, ada petugas yang terus memantau," kata Caca Rifai.