Banyak Juga Ya, Ada Temuan 800 Klaster COVID-19 di Jakarta Usai Libur Lebaran
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Bidang Penanganan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menyebut Pemprov DKI menemukan 800 klaster COVID-19 sejak masa libur lebaran hingga saat ini.

"Jadi sekarang kita menemukan 800-an klaster. Rata-rata anggota klaster 2 sampai 3 orang. Ada sekitar 1.400 orang yang masuk dalam 800 klaster itu," kata Dwi saat dihubungi, Kamis, 10 Juni.

Dwi menyebut, ratusan klaster itu muncul akibat orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 punya riwayat perjalanan saat masa peniadaan mudik dan pengetatan mudik lebaran tahun ini. Mereka juga menularkan orang di sekitarnya ketika kembali masuk ke Ibu Kota.

Selain riwayat perjalanan, klaster COVID-19 di Jakarta terjadi akibat kegiatan silaturahmi saat Hari Raya Idulfitri. Klaster ini terjadi pada RT di Cilangkap dan Semper Barat.

"Klaster ini riwayat perjalanan. Ini risiko penularan akibat dari mayoritas melakukan perjalanan ke luar kota. Lalu juga ada beberapa yang melakukam pertemuan atau kegiatan silaturahmi warga. Seperti itulah yang kemudian menyebabkan kasus meningkat," ujar Dwi.

Dwi melanjutkan, sebagian dari 1.400 kasus dari klaster itu sudah dinyatakan sembuh dan selesai menjalani isolasi. Sebagian lagi masih terkonfirmasi positif.

Mayoritas klasternya kecil-kecil tapi banyak. Ada yang masih aktif ada yang sudah klasternya selesai, tergantung kapan dia teridentifikasi dan kemudian isolasi sehingga bisa diputus rantai penularan," ujarnya.

Sehubungan dengan itu, keterisian tempat tidur isolasi dan ICU khusus COVID-19 di DKI Jakarta juga meningkat selama seminggu terakhir. Padahal, tempat tidur COVID-19 di Jakarta sudah dilakukan penambahan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menuturkan, saat ini keterisian atau bed occupation rate (BOR) isolasi sebanyak 3.560 dari total 6.694 tempat tidur. Sementara, keterisian tempat tidur ICU sebanyak 588 dari total 1.076 tempat tidur.

"BOR kita untuk isolasi sudah mencapai 53 persen. Ruang ICU 52 persen," kata Riza.

Padahal, per tanggal 31 Mei lalu, keterisian tempat tidur isolasi pasien COVID-19 sebanyak 33 persen atau terisi 2.176 dari 6.621 tempat tidur. Sementara, tempat tidur ICU sebanyak 36 persen atau terisi 362 dari 1.014 tempat tidur.