JAKARTA - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B. Harmadi menyebut terjadi peningkatan mobilitas warga selama libur lebaran.
Hal ini, kata Sonny, membuat Indonesia berpotensi mengalami lonjakan kasus virus corona seperti di sejumlah negara seperti India, Malaysia, dan Singapura.
"Apakah Indonesia mungkin terjadi lonjakan kasus yang luar biasa? Sangat mungkin karena data menunjukkan mobilitas peduduk mmeningkat drastis kemarin. Terus terjadi penurunan kepatuhan protokol kesehatan di dashboard perubahan perilaku," kata Sonny dalam diskusi virtual yang ditayangkan Youtube Kemkominfo TV, Kamis, 20 Mei.
Meski secara nasional kasus aktif COVID-19 masih baik dengan pertambahan kasus harian yang menunjukkan tren penurunan, namun ada 13 provinsi yang mengalami kenaikan kasus harian. Utamanya di Pulau Sumatera.
"Kita melihat kurva kasus harian untuk Sumatera jelas sekali terjadi lonjakan kasus harian yang luar biasa. Ini menunjukkan bahwa ada potensi gelombang kedua. Tetapi, secara nasional kinerja kita masih baik," ujar dia.
Sonny meminta masyarakat tak berkerumun dan berpergian untuk mencegah lonjakan kasus virus corona. Sebab, meningkatnya aktivitas perjalanan akan menciptakan kerumunan.
"Hal terpenting adalah memitigasi dampak, mengurangi risiko dampak dari ketidakpatuhan yang terjadi kemarin. Kami senantiasa mengajak masyarakat agar sadar betul bahwa kepatuhan terhadap protokol kesehatan adalah senjata utama kita menghadapi pandemi ini," jelasnya.
BACA JUGA:
Sonny mengatakan pemerintah telah melarang mudik dan mengetatkan aktivitas masyarakat ke luar kota. Sejauh ini, kata dia, jumlah penumpang yang menggunakan transportasi darat maupun udara turun hingga di atas 50 persen.
“Transportasi baik angkutan laut, udara, bahkan angkutan darat lalu lintasnya turun 93 persen. Angkutan udara pun turun 70 persen. Esensi pelarangan mudik itu adalah agar masyarakat jangan melakukan perjalanan pada tanggal berapapun,” ujarnya.