Konflik Israel-Palestina Tewaskan 58 Anak, Paus Fransiskus: Mengerikan dan Tidak Dapat Diterima
Ilustrasi penangkapan warga Palestina oleh Israel. (Wikimedia Commons/Tasnim News Agency)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Gereja Katolik se-dunia Paus Fransiskus, menyesalkan banyak anak-anak yang menjadi korban dalam bentrokan antara Palestina dengan Israel yang berlangsung seminggu terakhir. 

Melansir The National News, Senin 17 Mei, sedikitnya 192 orang telah tewas dalam seminggu terakhir di Gaza, dalam bentrokan terbesar kedua belah pihak sejak tahun 2014. Jumlah tersebut termasuk 58 anak-anak dan 34 wanita. 

Dalam doa akhir pekannya dari balkon tempatnya biasa berdoa dan menyapa umat yang berada di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus meminta pemimpin kedua belah pihak untuk menghentikan pertikaian bersenjata. 

Mengimbau 'Dalam Nama Tuhan', Paus menyerukan ketenangan di Tanah Suci, setelah bentrokan yang terjadi selama seminggu terakhir, menuju spiral kematian dan kehancuran. 

"Kematian puluhan anak di antara mereka sangat mengerikan dan tidak dapat diterima. Kematian mereka adalah tanda bahwa orang tidak ingin membangun masa depan, tetapi menghancurkannya," kritik Paus melansir Vatican News, Senin 17 Mei. 

Paus memeringatkan, selain risiko spriral kematian dan kehancuran, kekerasan yang berlangsung saat ini akan membuat luka persaudaraan yang sulit disembuhkan dalam kehidupan berdampingan, jika tidak segera diakhiri dan kembali ke dialog.

Kepada para pemimpin Palestina dan Israel, Paus Fransiskus meminta mereka untuk berjalan di jalan perdamaian dengan bantuan komunitas internasional.

Dalam kesempatan tersebut, Paus tak henti-hentinya menyerukan doa bagi orang Israel dan Palestina, untuk menemukan jalan dialog dan pengampunan, untuk sabar membangun perdamaian dan keadilan, membuka langkah demi langkah, untuk harapan bersama, untuk hidup berdampingan di antara saudara.

Paus Fransiskus kemudian mengajak umat untuk berdoa bagi para korban aikbat konflik bersenjata antara Palestina dengan Israel, utamanya bagi korban anak-anak.

"Mari kita berdoa untuk perdamaian," serunya untuk kemudian memimpin umat mengucapkan Salam Maria.