Bagikan:

JAKARTA - Akun Facebook @Salman bikin heboh media sosial menyusul unggahan videonya pada 7 Mei lalu. Narasi dalam video tersebut yakni serbuan tenaga kerja asing, China ke Indonesia menggunakan pesawat carter. 

Akun tersebut menampilkan video rekaman radar dengan voice over yang menyatakan terdapat penerbangan malam yang berisi warga negara asing. Ada iring-iringan pesawat berisi imigran asing.

Seumur-umur saya baru melihat pola penerbangan seperti ini. Semuanya ke arah timur, beriringan. Ada satu dua tiga empat lima enam beriringan ke arah timur, berada di utara Pulau Jawa, ada di Laut Jawa. Yang dikhawatirkan, yang saya khawatirkan ini nanti isinya itu warga negara asing, memang mau dipindah atau baru masuk ke wilayah NKRI," tulis akun tersebut. 

Pengunggah pun menyatakan keheranan karena biasanya di hari normal saat pandemi tidak pernah ada jadwal penerbangan sebanyak itu. "Jam segini rata-rata sudah sepi kosong, tapi ini ada di sini beriringan dan semua bergerak," jelasnya lagi. 

Dilansir dari Aero Indomagz, sebagaimana ditulis turnbackhoaks.id, Kamis, 13 Mei, klaim Salman salah besar. Direktur Utama AirNav Indonesia, M Pramintohadi Soekarno mengatakan, penerbangan bukan dari luar negeri melainkan dalam negeri. 

“Video tersebut berisi rekaman Radar yang menampilkan penerbangan di utara Pulau Jawa pada Rabu, 5 Mei dini hari. AirNav memastikan rekaman tersebut bukan merupakan tampilan Air Situation Display (ASD) pada Air Traffic Control (ATC) System AirNav baik di Surabaya, Makassar, Denpasar maupun Jakarta,” ungkap Pramintohadi dikutip Kamis, 13 Mei.  

Foto: Turnbackhoaks.id

Dijelaskannya, dalam video, perekam menampilkan 5 penerbangan yang ditengarai olehnya berisi warga negara asing. Padahal itu merupakan penerbangan berjadwal dengan rincian GIA682 (Jakarta-Sorong) Departure 00.45 WIB. GIA654 (Jakarta-Makassar) Departure 00.47 WIB, BTK6196 (Jakarta-Makassar) Departure 00.51 WIB, BTK7797 (Jakarta-Sorong) Departure 01.02 WIB dan LNI798 (Jakarta-Makassar) Departure 00.56 WIB. 

“Kami menduga video ini sengaja dibuat untuk meresahkan masyarakat terutama dalam periode larangan mudik di masa pandemi. Kami menghimbau masyarakat untuk memeriksa dan memastikan semua informasi yang diterima, sehingga tidak menjadi korban hoaks” papar Pramintohadi.

Terkait langkah hukum yang diambil terkait penyebaran video tersebut, AirNav Indonesia akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk penanganan lebih lanjut mengenai video hoaks yang sempat viral di masyarakat.

“Selama periode larangan mudik, AirNav Indonesia menggelar posko untuk memastikan pelarangan mudik di angkutan udara berjalan optimal sesuai arahan pemerintah. Dan sampai pada hari kedua pelarangan mudik, frekuensi penerbangan menurun signifikan dan hanya menyisakan penerbangan dikecualikan seperti kargo dan emergensi,” demikian.