JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Darul Siska mengapresias Kemenpora dan BKKBN atas terealisasinya penandatanganan nota kesepahaman kedua instansi. MoU ditujukan untuk bersinergi memastikan pemuda dan remaja yang bebas stunting demi mencetak atlet berpestasi.
"Kami dari Komisi IX DPR RI memberikan apresiasi atas langkah-langkah yang dilakukan Kepala BKKBN meski Inpresnya belum keluar tetapi sudah melangkah maju membuat MoU dengan Kemenpora RI," kata Darul Siska saat jumpa pers di Wisma Menpora, Jakarta, Senin, 10 Mei.
Menurutnya, kerja sama dua instansi ini erat kaitannya. Kemenpora dan Indonesia membutuhkan atlet-atlet berprestasi di masa yang akan datang, menuju masa Indonesia Emas 2045. Untuk itu sebagai bangsa semua elemen harus bersama-sama mengatasi masalah stunting ini.
"Hulu masalah kita di masa yang akan datang dalam pengembangan SDM adalah pada kelahiran stunting. Bila stunting bisa diatasi kita punya generasi yang sehat fisik, sehat batin, sehat fikiran. InsyaAllah Indonesia yang dicita-citakan bisa diraih dimasa yang akan datang," tuturnya.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo berharap mendapatkan arahan dan bimbingan dari Menpora Amali yang juga menangani tentang masalah kepemudaan dan remaja.
"Remaja dan pemuda menjadi penentu lahirnya anak-anak stunting atau tidak dan menjadi penentu kualitas SDM bangsa untuk bisa memetik bonus demografi dimasa depan," kata Hasto.
BACA JUGA:
BKKBN menyadari penentu dari masa depan bangsa adalah remaja dan pemuda termasuk penentu kualitas generasi stunting atau tidaknya generasi yang akan datang adalah pemuda dan remaja.
"Secara tekhnis bagaimana mencegah perkawinan dini, mengurangi kehamilan yang tidak dikehendaki, sex pranikah. Bonus demografi bisa tercapai sangat tergantung dari komunitas remajanya. Jika remajanya banyak kawin muda, putus sekolah, tidak bekerja, banyak anak, kematian ibu dan bayi tinggi maka akan miss demografi. Banyak sekali yang bisa dikerjasamakan dibawah Pak Menpora," tambahnya.
Sebelumnya, Menpora Amali menilai sangat berkepentingan terkait masalah stunting, khususnya penanganan untuk para remaja dan para pemuda. Baik remaja dan pemuda secara umum maupun mereka yang menjadi atlet. "Kalau talenta awalnya tidak bagus, tentu itu akan bermasalah terhadap prestasinya, kami pun berusaha melakukan berbagai hal supaya kita bisa saling bersinergi dan tidak berjalan sendiri-sendiri," kata Menpora Amali.