Menpora Teken MoU Penanganan Stunting dengan BKKBN
FOTO: Nailin In Saroh/VOI

Bagikan:

JAKARTA - Kemenpora menandatangani nota kesepahaman/MoU dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terkait penanganan stunting.

"Kita tahu bahwa masalah stunting bukan hanya masalah BKKBN saja tapi juga masalah kita (Kemenpora, red)," ujar Menpora Zainudin Amali saat konferensi pers di Wisma Kemenpora, Senin, 10 Mei.

Amali mengatakan, Kemenpora sangat berkepentingan khususnya penanganan para remaja dan pemuda. Baik para pemuda dan remaja secara umum maupun mereka yang dalam kategori menjadi atlet. 

"Karena kalau sumber atau talentanya itu tidak bagus tentu itu akan bermasalah terhadap prestasinya," kata Menpora.

"Kami pun berusaha melakukan berbagai hal supaya kita bisa sinergi, tidak jalan sendiri. Kebetulan ada anggota komisi IX DPR yang juga bermitra dengan BKKBN hadir menyaksikan ini, supaya kita sinergi kita jalan bersama," imbuh Menpora Amali.

Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo berterimakasih dan bersyukur mendapatkan arahan dari Menpora. 

"Kami berharap, bisa selalu mendapatkan arahan dan bimbingan dari beliau karena memang remaja dan pemuda ini menjadi penentu betul lahirnya anak-anak stunting, juga menjadi penentu betul kualitas SDM untuk memetik bonus demografi," kata Hasto.

BKKBN, kata dia, nantinya akan mengatur secara tekhnis bagaimana mencegah perkawinan dini, mengurangi kehamilan yang tidak dikehendaki dan seks pranikah dst. 

"Banyak sekali yang bisa kami kerjasamakan sesuai arahan Pak Menpora," kata Hasto.

Sedangkan Komisi IX DPR Darul Siska mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan BKKBN. 

"Walaupun Keppresnya belum keluar tapi beliau sudah langkah maju membuat MoU dengan Menpora. Karena ini kaitan erat sekali, Pak menteri butuh atlet atlet yang berprestasi di masa yang akan datang di masa Indonesia emas. Sementara kita sebagai bangsa harus bersama sama mengatasi masalah stunting," kata Darul.

Sepakat dengan Menpora Amali, Darul mengatakan hulu masalah di masa yang akan datang adalah pengembangan SDM pada kelahiran stunting.

"Kalau stunting bisa diatasi kita punya generasi yang sehat fisik, batin, pikiran insyaallah Indonesia yang kita cita-citakan dapat kita raih pada masa yang akan datang," ujar dia.