JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin menilai tim pembuat teks pidato Presiden Joko Widodo harus bertanggung jawab atas pernyataan perihal Bipang Ambawang yang menuai polemik. Bahkan, harus ada sanksi tegas agar tidak terulang kembali.
"Tim pembuat teks yang harus bertanggungjawab. Bagaimana pun dia yang membuat kata-kata yang akan dibacakan pak Presiden itu fatal," ucap Ujang kepada VOI, Minggu, 9 Mei.
Menurut Ujang, tim pembuat teks haruslah mempertimbangkan segala hal. Selain itu, pemeriksaan teks secara berulang juga harus dilakukan.
"Pembuatan teks pidato janganlah dikelola secara amatir. Harus secara profesional sehingga tidak ada kesalahan," kata Ujang.
Bahkan, Ujang juga menekankan harus ada sanksi tegas. Sebab, kesalahan sudah terjadi beberapa kali. Tapi, dengan catatan jika tim pembuat teks masih yang sama.
"Diganti saja kalau sudah berkali-kali salah. Tapi jika tim itu memang yang sudah salah berulang kali," ungkap Ujang.
BACA JUGA:
Di sisi lain, Ujang juga menilai ada kesalahan dari Joko Widodo. Sebab, tidak memeriksa ulang teks pidato tersebut.
"Karena pak Jokowi tak memeriksa. Seharusnya berdiskusi dahulu," tandas dia.
Sebelumnya, pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat kritikan pedas dari netizen. Lantaran mempromosikan Bipang Ambawang makanan khas Pontianak, Kalimantan Barat.
Video pidato itu disorot karena bipang dinarasikan sebagai babi panggang yang termasuk makanan haram bagi umat Islam. Sontak saja, video tersebut viral dan mempertanyakan mengapa Jokowi mempromosikan bipang Ambawang pada saat mudik Lebaran.
"Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian, sebentar lagi Lebaran. Namun, karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama," kata Jokowi dalam satu video yang dibagikan di media sosial.
"Untuk Bapak/Ibu dan Saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasannya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," ucap Jokowi menambahkan.
Salah satu akun dengan nama @Bosstemlen mempertanyakan mengapa Jokowi mempromosikan Babi Panggang di momen Lebaran.
"Temanya kan lebaran... Ngapa ada Bipang Ambawang Pak?," tulisnya menanggapi cuplikan video Jokowi.