Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif menyebut pihak Bandara Soekarno-Hatta menolak menerima ganti rugi akibat kerusakan yang ditimbukan saat kerumunan massa menjemput Rizieq Shihab pulang ke Indonesia. Penolakan itu disampaikan saat berkoordinasi dengan staf keamanan bandara.

Keterangan ini disampaikan Slamet dalam sidang lanjutan Rizieq Shihab di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis, 6 Mei. Slamet dalam persidangan mengaku baru mengetahui timbulnya kerusakan di Bandara Soetta dari pemberitaan media massa. 

Dari situ, Slamet langsung menghubungi Hanif Alatas. Dalam komunikasi itu dibahas soal upaya ganti rugi.

"Saya baca berita itu kemudian ada kerusakan kemudian saya meminta komunikasi dengan habib Hanif untuk diutus kontak dengan orang bandara perihal kerusakan itu. Kemudian habib Hanif (menghubungi), namanya Eya Wahyudi salah satu staf keamanan di Bandara," kata Slamet dalam persidangan.

Tapi dari hasil komunikasi antara Hanif Alatas dengan Eya Wahyudi, kata Slamet, pihak Bandara Soekarno-Hatta tak menerima upaya ganti rugi itu. Alasannya, kerusakan yang ditimbulkan tidak parah.

"Eya itu komunikasi dengan atasannya dia mengatakan kerusakannya tak seberapa tak perlu diganti insyallah kita bisa perbaiki," kata Slamet.

Tapi Slamet menegaskan kerusakan yang terjadi terkait fasilitas bandara murni karena massa yang banyak sehingga tak terkontrol. 

"Ini kerusakan bukan karena anarkis bukan karena radikal tapi memang orang yang hadir pengen dekat dengan habib dan itu dibenarkan dengan pemberitaan orang Bandara sendiri di muat di media," tegas Slamet. 

Diberitakan sebelumnya, Senior Manager Of Aviation Security Bandara Soetta, Oka Setiawan menyebut mengalami kerugian sebesar Rp16 juta akibat simpatisan yang berkumpul untuk menjemput Rizeq Shihab.

Kerugian itu berdasarkan perhitungan dari sejumlah kursi dan tanaman yang rusak.

"Ada taman di sebelah jalan, ada kursi-kursi yang patah mungkin karena dinaiki atau apa gitu. Jadi kerusakan itu pada tanaman dan kursi," kata Oka.

Oka menyebut jika ditotal kerugian itu mencapai Rp16 juta. "Kemarin itu kurang lebih sekitar 16 jutaan pak. Terdiri Tanaman-tanaman, ada kursi penumpang, dan teras," kata Oka.