Bagikan:

JAKARTA - Presiden Donald Trump menyetop dana bantuan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Alasannya, Trump menganggap WHO bias terhadap China selama masa penanganan pandemi COVID-19. Hal itu lantas mengguncangan kondisi keuangan WHO. Pasalnya, AS merupakan donator terbesar lembaga tersebut.

Pencabutan dana terhadap WHO oleh Trump di saat pandemi memicu reaksi publik internasional. Para pemimpin dunia maupun rival politiknya di dalam negeri menyebut Trump gegabah, tidak bertanggung jawab, dan cenderung menyepelekan virus corona ketika peringatan pertama muncul. 

Melihat pemberitaan Fox News, keputusan Trump soal pembatasan anggaran WHO sudah tidak bisa diganggu-gugat. Padahal Trump sudah dibujuk oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, pihak China, dan donatur swasta untuk mempertimbangkan kembali keputusannya. 

Banyak yang bilang akibat dari penyetopan bantuan dana itu, akan mengguncang keuangan WHO dan turut berdampak pada upaya lembaga tersebut memerangi, tidak hanya COVID-19 yang sedang terjadi, namun juga daftar penyakit mematikan lainnya termasuk ebola, malaria, kanker, diabetes dan polio. 

Namun WHO tidak tinggal diam. Mereka bersama mitra-mitranya akan memikirkan bagaimana mengisi pos pendanaan yang kosong itu dan memastikan apa yang sedang mereka kerjaan saat ini tidak terlalu terkena dampaknya. 

Ternyata benar, "tim penyelamat" akan selalu ada. Salah satu pendukung terbesar WHO yakni Yayasan Bill & Melinda Gates, mengumumkan bahwa mereka akan menambah donasi mereka sebesar 150 juta dolar AS utuk melawan pandemi virus corona baru. 

Seperti dijelaskan lewat rilisnya, pada Februari yayasan yang didirikan bos Microsoft telah menjanjikan dana 100 juta dolar AS untuk pandemi ini. Sehingga total dana 250 juta dolar AS yang diberikan yayasan itu akan dipergunakan untuk mendukung pengembangan diagnosis, penyembuhan, dan vaksin. Selain itu, uang yang mereka donasikan akan digunakan untuk memperkuat sistem kesehatan Afrika dan Asia Selatan.

Sumber Keuangan WHO

Seperti dijelaskan Fox News, berdasarkan anggaran dua tahunan, untuk tahun 2020 dan 2021, anggaran untuk menjalankan misinya sebesar 4,8 miliar dolar AS. Sementara itu, sumber pendanaan WHO dibagi menjadi dua kategori yang masing-masing jumlahnya tidak merata. 

Kategori pertama, pendanaan berasal dari iuran masing-masing negara anggota WHO. Besarannya disesuaikan dengan populasi dan pendapatan negara. Sedangkan untuk ketegori yang kedua, berasal dari sumbangan sukarela termasuk uang ekstra yang diberikan pemerintah serta sumbangan pribadi.  Sumber dana dari ketegori pertama itu hanya mencakup 20 persen total anggaran. Sisanya ditutup dari sumbangan sukarela. 

Lalu siapa donator terbesarnya? Tak lain dan tak bukan yakni Amerika Serikat. Negara Paman Sam ini menyumbang setidaknya 20 persen dari total anggaran WHO. 

Dari iuran wajibnya, AS menyetor sekitar 237 juta dolar AS atau sekitar 22 persen dari total pendanaan kategori iuran anggota. Sebagai pembanding, China, hanya membayar 12 persen dari anggaran wajib, diikuti oleh Jepang 8,6 persen dan Jerman 6,1 persen. 

Sementara itu donatur kedua terbesar dari kategori sumbangan sukarela untuk WHO adalah Yayasan Bill & Melinda Gates yang membayar sekitar 531 juta dolar AS. Kemudian yang ketiga adalah aliansi vaksin dunia GAVI. Lembaga yang fokus meningkatkan imunisasi ke negara-negara miskin. GAVI sedikitnya menggelontorkan dana sekitar 370 juta dolar AS kepada WHO.