JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, langkah Amerika Serikat untuk menghentikan sementara sumbangan bantuan luar negeri berdampak serius pada kesehatan global, menghantam program-program yang memerangi polio, HIV dan ancaman lainnya.
Tedros mendesak Amerika Serikat untuk mempertimbangkan melanjutkan pendanaan bantuan hingga solusi dapat ditemukan.
"Ada tindakan yang diambil pemerintah AS yang kami khawatirkan berdampak serius pada kesehatan global," kata Tedros dalam konferensi pers virtual dari Jenewa, melansir Reuters 13 Februari.
Upaya untuk mengatasi HIV, polio, mpox, dan flu burung semuanya terdampak oleh penghentian sementara bantuan luar negeri AS yang diterapkan oleh Presiden Trump bulan lalu, tak lama setelah ia menjabat sementara program-program tersebut ditinjau.
Secara khusus, kata Tedros, penangguhan pendanaan untuk Rencana Darurat Presiden untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR) telah menyebabkan penghentian segera layanan pengobatan, pengujian dan pencegahan HIV di 50 negara yang didukungnya.
Meskipun keringanan berikutnya memungkinkan beberapa layanan untuk dilanjutkan, upaya pencegahan untuk kelompok berisiko tidak disertakan, katanya.
"Klinik ditutup dan petugas kesehatan diberhentikan sementara," tambahnya, mengatakan WHO berusaha membantu negara-negara mengisi kesenjangan dalam persediaan obat antiretroviral.
Penghentian pendanaan dan pemutusan hubungan lembaga-lembaga AS juga memengaruhi upaya pemberantasan polio dan respons terhadap mpox, katanya, sementara hampir 60.000 orang tidak memiliki akses ke layanan yang menyelamatkan jiwa di Myanmar.
"Kami meminta AS untuk mempertimbangkan melanjutkan pendanaannya setidaknya sampai solusi dapat ditemukan," kata Tedros.
Selain pembekuan bantuan, Presiden Trump juga bergerak untuk menarik Amerika Serikat dari WHO pada hari pertama masa jabatan keduanya, yang juga berdampak pada kolaborasi, khususnya dalam memerangi wabah dan influenza, kata Tedros.
Tedros juga merujuk pada kesenjangan pendanaan untuk WHO sendiri. Badan tersebut telah mereformasi model pendanaannya dalam beberapa tahun terakhir, tetapi ide-ide lain juga ada di atas meja, katanya.
Ini termasuk meningkatkan dana abadi sebesar 50 miliar dolar AS, meskipun ia tidak memberikan rincian tentang bagaimana hal itu akan dilakukan.
BACA JUGA:
Ia juga mengatakan lembaganya telah mempertimbangkan pemulihan uang tunai, atau penagihan biaya untuk beberapa layanannya, bagi lembaga atau orang yang mampu membayar.
Terpisah, Maria Van Kerkhove, direktur sementara untuk pandemi dan epidemi, mengatakan WHO belum menerima laporan influenza dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS sejak sekitar 24 Januari.
"Kami terus menghubungi kolega kami dan lembaga Pemerintah AS. Kami belum mendapat tanggapan dari mereka, tetapi kami akan terus menghubungi, dan kami berharap pertukaran itu dapat dilanjutkan lagi," katanya.