JAKARTA - Terik matahari dan hempasan debu tidak menghalangi sekelompok pemanah berkuda, untuk menarik busur dan melepaskan anak panahnya ke sasaran.
Kebanyakan melesat, namun mereka tak kenal menyerah dan lelah, untuk terus mengulangi melakukan hal yang sama, melesatkan anak panahnya ke bidang sasaran.
"Mereka akan menjadi lebih baik, kata Mohammad Abu Musaed, pelatih tim pemanah berkuda Palestina di Jalur Gaza, wilayah tepi pantai yang diblokade Israel dengan populasi dua juta orang, melansir Reuters.
Mounted panahan adalah keterampilan yang sulit untuk dikuasai. Berabad-abad yang lalu, teknik ini membantu tentara Mongol Genghis Khan menaklukkan sebagian besar Asia dan hari ini dipamerkan dalam kompetisi khusus.
Abu Musaed, ingin membangun tim panahan Palestina yang dapat bersaing secara internasional dan sejauh ini telah merekrut segelintir peserta.
Bukan hal yang mudah untuk melepaskan anak panah ke sasaran, sambil berdiri di atas kuda yang berlari. Namun, setelah beberapa kali mencoba lagi, kelima pebalap Palestina berhasil mencapai target.
"Saya ingin menghidupkan kembali olahraga ini dan mendorong kaum muda untuk berlatih karena membantu melepaskan energi buruk," tukas Abu Musaed.
Dia membuat busur tim sendiri dari kayu, serat karbon dan lem. Terkadang dia menghiasnya dengan tanduk binatang. Ya, Abu Musaed sehari-harinya memang merupakan perajin panahan tradisional.
Diungkapkan olehnya, ada beberapa ratus penunggang kuda terlatih di Gaza, tetapi sejauh ini hanya sedikit yang mau mencoba memanah.
"Tantangannya adalah tetap tenang dan fokus, sambil berdiri tegak di atas kuda yang berlari kencang," paparnya.
BACA JUGA:
Anggota tim berusia lima belas tahun Muhannad Abu Musaed mengatakan dia menikmati menembakkan panah saat mengendarai.
"Jika Anda mencobanya sekali, Anda pasti ingin melakukannya lagi," singkatnya.