Bagikan:

JAKARTA – Mantan pesepak bola Mesir Mohamed Aboutrika mengecam Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan Uni Sepak Bola Eropa (UEFA). Dua induk sepak bola itu didesak menghukum Israel seiring dengan sanksi mereka atas Rusia.

Tim nasional dan klub klub Rusia baru-baru ini dilarang FIFA dan UEFA tampil di kompetisi-kompetisi internasional. Sanksi tersebut akibat dari invasi Rusia ke Ukraina.

Reaksi tegas FIFA dan UEFA akibat operasi militer Negara Beruang Merah ke Ukraina itu lantas ditanggapi Aboutrika. Ia menegaskan sanksi yang sama juga harus diterima Israel yang sering melakukan agresi ke Palestina selama puluhan tahun hingga saat ini.

"Keputusan untuk menghukum klub dan tim nasional Rusia dari semua kompetisi harus disertai dengan larangan terhadap mereka yang berafiliasi dengan Israel, yang telah membunuh anak-anak dan wanita di Palestina selama bertahun-tahun. Anda menggunakan standar ganda," kata Aboutrika dalam sebuah wawancara dengan Quds News Network, dikutip dari Palestine Chronicle.

Sebenarnya Palestina berulang kali mendesak FIFA untuk mengambil tindakan terhadap Israel. Hal itu karena karena Israel sudah berkali-kali melanggar hukum internasional.

Namun, FIFA justru tidak mengindahkan Palestina. Dalam sebuah pernyataan pada tahun 2016 lalu FIFA malah menyatakan sejalan dengan prinsip umum yang ditetapkan dalam anggaran dasar mereka maka mereka harus tetap netral terkait dengan masalah politik.

Federasi Sepak Bola Rusia (RFS) sendiri tidak tinggal diam dengan hukuman yang mereka terima dari kedua induk olahraga itu. Mereka sekarang siap mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

RFS mengatakan dalam sebuah pernyataan akan mengajukan gugatan dan menuntut agar tim nasional putra dan putri Rusia diizinkan untuk bersaing. Termasuk dalam kualifikasi untuk Piala Dunia tahun ini di Qatar.

Timnas sepak bola Rusia dijadwalkan melakoni laga play off kualifikasi Piala Dunia menghadapi Polandia. Namun, pada akhirnya FIFA mencoret keikutsertaan dari tim Beruang Merah.

Padahal, sebelumnya FIFA membolehkan Rusia bisa berpartisipasi, tetapi dengan syarat tanpa bendera dan lagu kebangsaan dalam pertandingan. Namun, FIFA kemudian mengubah sikap mereka bersamaan dengan UEFA yang menyatakan timnas Rusia dan klub-klubnya dilarang berkompetisi.